Tragis, TKI Asal Sukabumi 16 Tahun Disiksa Majikan di Arab Saudi, Kini Tak Bisa Jalan Normal

Saodah mendapatkan penyiksaan majikannya selama 16 tahun bekerja menjadi asisten rumah tangga di Arab Saudi.

Tribun Jabar/ M Rizal Jalaludin
TKI DISIKSA - Saodah seorang TKI asal Sukabumi hanya bisa terbaring tidak bisa berjalan normal. Selama16 tahun menjadi TKI di Arab Saudi ia mengalami penyiksaan oleh majikannya. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Nasib tragis dialami Saodah (56), seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kampung Nangerang, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Saodah mendapatkan penyiksaan majikannya selama 16 tahun bekerja menjadi asisten rumah tangga di Arab Saudi.

Selama bekerja di sana, Saodah disiksa hingga mengalami luka di sejumlah bagian tubuh seperti punggung, kaki dan lengan. Saodah pun sampai tidak bisa berjalan normal.

Baca juga: Pilu Revan Putus Sekolah Akibat Anemia Plastik, Kini Hidup Bersama Nenek Angkat, Ibu TKI di Malaysia

Mirisnya, selama 16 tahun itu Saodah kehilangan kontak dengan keluarganya di tanah air.

Saodah pun bisa pulang ke tanah air setelah upaya pencarian kontak oleh keluarganya membuahkan hasil, Saodah ditemukan dirawat di rumah sakit di Arab Saudi.

Pihak keluarga pun langsung membawa pulang Saodah ke Indonesia pada Mei 2025. 

Diketahui, Saodah saat itu berangkat menjadi TKI pada April 2009 silam. Selama 16 tahun itu Saodah dianggap sudah meninggal dunia.

Saodah mengatakan, sejak awal bekerja menjadi asisten rumah tangga, ia sudah mengalami penyiksaan oleh majikannya.

"Pertama ke Saudi di Saudi dipukulin, majikan lelaki pertama nyuruh ngambil selimut di dalam mobil tapi didorong, kata saya gak mau karena di sini (di dalam rumah, red) sudah ada, ya saya didorong," kata Saodah, Kamis (9/10/2025).

Saodah mengatakan, ia juga dipukul menggunakan alat seperti sapu hingga sapu pun patah berkeping.

"Sudah gitu (pernah, red) waktu salat magrib cari-cari saya, padahal saya sedang sembahyang, saya digusur nyampe ke pintu, sejadah dipake bungkus dipukul-pukul ke saya. Di sini yang satu (punggung) dioperasi sampe ke sini (bawah), dipukul pake perah (gagang) sapu injuk itu habis dua, nyampe bubuk," ucap Saodah.

Baca juga: Ratusan Pemohon Paspor di Karawang Ditolak Imigrasi, Banyak yang Terindikasi Jadi TKI Ilegal

Saodah mengaku selama 16 tahun bekerja di sana ia dilarang berkomunikasi dengan keluarga. Sang majikan kerap melarang Saodah memegang telepon.

"Engga bisa (komunikasi ke keluarga), dilarang, saya mau beli pulsa gak bisa," kata Saodah.

Sulitnya komunikasi dengan keluarga di tanah air itu membuat keluarganya pasrah hingga menganggap Saodah sudah meninggal dunia.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved