Antara Skripsi dan Espresso: Kisah Rizki Menyeduh Kesempatan dari Biji Kopi, Bantu Petani Naik Kelas

Rizki berupaya menyelesaikan skripsi dan kelulusannya sekaligus fokus menekuni usaha kopi yang tengah ia bangun dari nol.

Tribunjabar.id / Muhamad Nandri Prilatama
Salah seorang pebisnis kedai kopi asal Garut, Rizki Ramadan Nur Muhammad (30), mencoba peruntungannya di bisnis kopi. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Fenomena menjamurnya kedai kopi hingga penjual kopi keliling dengan sepeda gerobak kini semakin terasa di berbagai sudut kota.

Geliat bisnis kopi kian berkembang pesat seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap minuman ini.

Jawa Barat sendiri dikenal luas sebagai daerah penghasil kopi berkualitas, seperti dari Puntang, Gunung Halu, Manglayang, hingga Ciwidey yang punya cita rasa khas di setiap seduhannya.

Di tengah tren tersebut, sosok muda asal Garut bernama Rizki Ramadan Nur Muhammad (30) ikut ambil bagian.

Pria yang akrab disapa Rizki ini memilih jalur berbeda dari kebanyakan rekan seangkatan di universitasnya. 

Rizki berupaya menyelesaikan skripsi dan kelulusannya sekaligus fokus menekuni usaha kopi yang tengah ia bangun dari nol.

Meski akhirnya baru menuntaskan studinya di Ilmu Pemerintahan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) pada 2021, keputusan Rizki berlama-lama dengan masa kuliah bukanlah bentuk kemalasan. 

Ia justru menjalani dua tanggung jawab besar sekaligus, antara dunia akademik dan dunia usaha, yang keduanya ia anggap sama pentingnya bagi masa depannya.

Kini, perjalanan itu membuahkan hasil manis. Rizki tumbuh menjadi seorang pengusaha kopi sukses yang tak hanya memajukan bisnisnya sendiri, tapi juga ikut menghidupkan roda ekonomi petani kopi di kawasan Gunung Papandayan.

Ia menampung hasil panen biji kopi dari para petani lokal dengan volume mencapai puluhan ton setiap tahun.

“Sekali panen bahkan bisa lebih dari 40 ton, tergantung kuat modal,” tutur Rizki dengan nada optimis.

Menurutnya, potensi bisnis kopi sangatlah besar.

“Bisnis kopi sangatlah potensial. Meski saya tak punya kebun kopi sendiri. Tapi, bisnis ini banyak digandrungi, apalagi yang wilayahnya dekat dengan wilayah kopi, jadi potensial sekali,” katanya, Minggu (5/10/2025).

Rizki menambahkan, produk kopi yang diolahnya dijual dalam dua bentuk, baik berupa green bean (biji mentah) maupun kopi roasting siap seduh.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved