Kisah Me'en yang Kelahirannya Menandai Terangnya Kampung Alumunium di Garut
Kisah inspiratif Me’en, warga Kampung Pasirkiamis, Garut, yang lahir bersamaan dengan datangnya listrik pertama kali di desanya.
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Arief Permadi
Kampung Alumunium
Berjarak 15 kilometer dari pusat Kota Garut, Kampung Pasirkiamis memang sudah sejak lama dikenal sebagai kawasan industri aluminium yang diolah menjadi peralatan masak seperti panci, wajan, teko dan lain-lain.
Perputaran uang di kampung tersebut juga tak main-main, bisa mencapai Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar per bulannya.
Me'en juga kerap membantu para pengrajin aluminium untuk memaksimalkan potensi mereka. Jika ada masalah dalam jaringan listrik, misalnya, orang kampung pasti memanggilnya untuk dimintai bantuan. Bengkel-bengkel produksi olahan aluminium itu bahkan bisa melakukan produksi 24 jam nonstop.
"Apalagi kalau bulan puasa. Siang-malam kerajinan aluminium itu tak berhenti beroperasi."
Kini, meski hidup dalam kesederhanaan, Me'en mengaku sangat bersyukur.
"Saya sangat bersyukur dilahirkan, bisa selamat dan dibesarkan. Saya hidup dari keluarga miskin, sekolah pun tak tamat. Saya hanya ingin hidup saya bermanfaat bagi banyak orang," ujarnya. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.