Kisah Me'en yang Kelahirannya Menandai Terangnya Kampung Alumunium di Garut

Kisah inspiratif Me’en, warga Kampung Pasirkiamis, Garut, yang lahir bersamaan dengan datangnya listrik pertama kali di desanya.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Arief Permadi
TRIBUN JABAR
Me'en atau Rahmat Abdul Hidayat didampingi ibunya di kediaman mereka di Kampung Pasirkiamis, Desa Pasirkiamis, Kabupaten Garut, Selasa (21/10). Di kampung itu, nama Me'en selalu dikaitkan dengan PLN. 

Asap Hitam Lampu Minyak
Seperti halnya Jajang, Enyi (65), ibu Me'en, juga mengaku masih ingat betul suasana kampungnya saat kelahiran Me'en. Me'en lahir tanpa bantuan dukun beranak atau paraji seperti lazimnya. Saat itu ayah Me'en tengah sakit keras.

"Lahir saja sendiri di samping bapaknya yang lagi sakit. Sudah itu baru diurus paraji," ungkap Enyi.

Tangisan pertama Me'en berbarengan dengan terdengarnya sorak-sorai warga yang gembira karena lampu-lampu di rumah mereka menjala. Enyi mendengarnya di rumah mereka yang temaram karena jaringan listrik belum terpasang di rumah mereka.

"Makanya anak saya ini dulu dikasihani sama tetangga, karena lubang hidungnya sering hitam karena asap minyak. Tetangga akhirnya memberikan listrik ikut nyolok," tuturnya.

Me'en, cerita Enyi, tak pernah berkesempatan mengenal wajah ayahnya.

"Usia tiga bulan, dia sudah ditinggal oleh bapaknya. Ujang [Me'en] mah tak pernah tahu wajah bapaknya," kata Enyi.

Sejak ayah Me'en meninggal, Enyi mengurus ketiga anaknya sendirian. Ia membesarkan anak-anaknya dengan berjualan kerajinan aluminium khas kampungnya.

"Mudah-mudahan anak-anak ibu semuanya selamat dunia akhirat. Ibu mah satu, omat (ingat) jangan pernah tinggalkan salat. Mau bawa apa ke akhirat kalau tidak salat?" ujarnya.

Baca juga: Kisah Amanda Bocah Garut Viral Disawer Rp5 Juta di Acara Hajatan Bersuara Merdu, Tak Pernah Manggung

Takdir
Saat ditemui kediamannya Selasa sore lalu, Me'en masih sibuk dengan pekerjaannya, mengutak-atik fusion splicer, alat canggih berbentuk kotak untuk menyambung serat optik.

Seperti takdir yang mengarahkan jalan hidup, pekerjaan Me'en kini juga berkait erat dengan urusan kelistrikan.

Sehari-hari ia bekerja sebagai instalatir listrik dan internet lokal, usaha milik salah satu penduduk desa.

"Ini penting bagi pekerjaan, pulang kerja harus dicek, saya rawat seperti anak sendiri," ujar Me'en.

Meski hanya lulusan sekolah dasar, kepiawaiannya di kedua bidang itu tak diragukan lagi. Ia bahkan sempat bekerja sebagai teknisi di sebuah layanan internet milik PLN.

"Pekerjaan mah ya sebagai pemasang jaringan internet, saya juga sering dipanggil untuk memasang jaringan listrik," ujar bungsu dari tiga bersaudara yang kini sudah dikaruniai dua orang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu.

Me'en mengaku belajar internet dan kelistrikan secara otodidak. Hingga kini sudah tak terhitung berapa banyak jaringan listrik yang telah ia pasang. Mulai dari rumah-rumah warga, gudang, hingga tempat usaha. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved