Feature Komunitas Gada Membaca
Komunitas Gada Membaca, Dari Pelosok Berjuang Kenalkan Literasi Digital Pada Anak
Pentingnya membaca ini sangat disadari betul oleh para pegiat baca yang menamakan diri mereka sebagai Komunitas Gada Membaca di Ciamis.
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Kemal Setia Permana
TRIBUNJABAR.ID - Pepatah mengatakan bahwa membaca merupakan salah satu kunci menguasai kehidupan.
Pepatah ini memang tidaklah salah. Bahkan ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad pun memiliki makna membaca (Iqra) yang menjabarkan betapa pentingnya membaca.
Pentingnya membaca ini sangat disadari betul oleh para pegiat baca yang menamakan diri mereka sebagai Komunitas Gada Membaca di Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Komunitas yang kini sudah memiliki perpustakaan sendiri, berlokasi tepatnya di Jalan Raya Ciamis-Cirebon, RT 2 RW 3, dusun Margajaya, Desa Winduraja, kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis.
Berdiri pada 18 Februari 2015, Komunitas Gada Membaca (KGM) lahir dari serangkaian kegiatan yang dirasakan manfaatnya secara langsung dengan melibatkan peran serta masyarakat secara aktif.
Menurut Pendiri KGM, Agus Munawar, komunitas ini berupaya memberikan dan mengajak masyarakat untuk gemar membaca.
Namun pada perjalanannya, banyak hal yang dicapai oleh KGM.
Baca juga: Hasil D Academy 7 Grup 1 Babak Top 10 , Mila Peserta dari Bogor dan 2 Peserta Ini Diselamatkan Juri
"Beberapa di antaranya, KGM melalui relawannya, dapat mendorong berdirinya Perpustakaan Desa Winduraja Membaca dan Taman Pustaka Hasanah MI Winduraja yang pada akhirnya akan terwujud Desa Literasi," tutur Agus beberapa waktu lalu dalam wawancara telepon.
Agus mengatakan bahwa literasi itu ada pada akses informasi. Informasi bisa didapat melalui berbagai cara, mulai dari buku, internet, atau bahkan dari berbagi dengan warga.
Selain iti, bisa juga didapat dari peningkatan bahan bacaaan, peningkatan akses internet melalui gawai, serta peningkatan ruang masyarakat untuk saling berbagi pengetahuan.
"Dengan meningkatkan akses informasi, masyarakat jadi terbantu dalam memecahkan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari hari, bahkan tidak menutup kemungkinan dapat memicu masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraannya dengan bertambahnya informasi dan pengetahuan yang didapat," katanya.
Melalui KGM, Agus mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melaui beragam kegiatan yang diselenggarakan oleh perpustakaan, baik terkait pendidikan, kesehatan, dan sektor UMKM dengan sasaran program bagi anak-anak, remaja, pemuda, perempuan hingga pelaku usaha mikro.
KGM juga memiliki program Rolling Buku yang bertujuan untuk membantu memfasilitasi berdirinya komunitas, taman bacaan atau perpustakaan desa baru di daerah sekitar Ciamis.
Program ini melibatkan inisiasi dan prakarsa masyarakat lokal untuk sama-sama bergerak memajukan masyarakat dengan beragam kegiatan yang unik sesuai kebutuhan masyarakat dan dapat diakses secara gratis.
Dalam perjalannya Gada Membaca terus berupaya mengembangkan bangunan yang dapat dipergunakan masyarakat dalam mengakses maupun menyelenggarakan kegiatan di bidang literasi sesuai dengan kondisi masyarakat.
"Kami berharap dukungan dari semua stakeholder sehingga dapat terwujudnya sarana prasarana yang memadai agar komunitas Gada Membaca dapat terus memberikan manfaat nyata secara berkelanjutan," katanya.
Kenalkan Literasi Digital Bagi Anak
Dalam perkembangannya, keberadaan KGM pun kemudian menarik minat anak-anak sekitar Kawali, Ciamis.
Betapa tidak, hampir tiap hari selalu ada anak yang datang ke tempat KGM. Jumlahnya pun terus meningkat.
"Setiap hari selalu ada anak yang datang, mereka biasanya tertarik membaca buku-buku cerita bergambar, terlebih jika di buku itu ada tokoh yang mereka senangi," ujar Agus.

Melihat antusiasme anak-anak yang kian meningkat, Agus Munawar bersama KGM pun kemudian berupaya menjembatani minat anak-anak terhadap literasi sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
Contohnya mengenalkan literasi melalui gawai atau ponsel pintar yang memang menjadi bagian keseharian anak di era digital.
Untuk memulai hal ini, pertama-tama Agus meminta anak untuk melakukan pendaftaran secara daring melalui ponsel di aplikasi yang ada di KGM.
Pendaftaran ini dibutuhkan sebagai syarat untuk meminjam dan membaca buku di perpustakaan KGM.
Baca juga: Kata KDM Soal Bale Pananggeuhan yang Resmi Hadir Mulai Hari Ini, Singgung Sumber Anggaran
Karena ingin mengenalkan literasi digital, Agus pun menyediakan berberapa unit gawai yang bisa digunakan anak untuk membaca melalui aplikasi di gawai itu.
"Jadi setelah daftar daring, maka setiap anak bakal disapa secara virtual oleh layanan di aplikasi kami. Ini kan bisa membuat si anak menjadi merasa betah dan senang berada di ruang baca,"
"Mereka pun disediakan gawai untuk membaca berbagai literasi daring yang ada di aplikasi di gawai itu," katanya.
Kemudian, dan ini yang menjadi agenda pemerintah, Agus juga mengenalkan literasi digital melalui layar 'Titikbaca'.
Di aplikasi Titikbaca ini, anak-anak bisa mengkses buku-buku digital gratis bahkan hingga menu Literasi Keluarga.
Titikbaca terus dikenalkan Agus kepada setiap anak baru yang datang pertama kali datang ke perpustakaan KGM.
Mereka dikenalkan dengan QR code Titikbaca agar bisa mengakses seluruh menu dan bacaan yang ada di Titikbaca.
"Literasi digital bagi anak sekarang tersedia melalui Titikbaca yang merupakan bantuan dari Perpustakaan Nasional. Titikbaca menyediakan akses terhadap buku dan titikbaca yang di lengkapi QR code dapat diakses oleh masyarakat luas melalui gawai,"
"Dengan demikian, nantinya mereka tinggal scan QR code Titikbaca dan langsung bisa membaca melalui gadget masing-masing," katanya.
Untuk semakin memudahkan anak mengakses literasi digital ini, Agus pun sengaja memasang QR code di luar pintu masuk perpustakaan KGM.
Hal ini bertujuan agar semakin banyak anak yang bisa mengakses bacaan-bacaan yang mereka minati, bahkan di saat perpustakaan KGM sudah tutup di malam hari.
"Jadi begitulah dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, kita pun harus memikirkan bagaimana anak-anak yang semakin akrab dengan smartphone, tidak terjebak dengan konten-konten yang tidak relevan dengan mereka,"
"Maka dari itu melalui literasi digital yang terus kami intensifkan dan kami sebar, maka akan semakin banyak yang anak-anak yang tertarik untuk membaca hal-hal yang baik dan positif di HP masing-masing," katanya.
Sembari mengenalkan literasi digital, Agus juga memberikan edukasi kepada orang tua untuk bisa mengawasi anak di rumah saat bermain ponsel.
Sebab sebagaimana diketahui, saat ini ponsel di tangan anak bisa berpotensi merusak imajinasi dan otak akibat hadirnya berbagai hal yang tidak seharusnya mereka konsumsi.
"Ya kan saat ini kita tahu bagaimana besarnya pengaruh media sosial. Di situ banyak sekali materi yang tidak layak dikonsumsi anak. Bahkan konten-konten dewasa pun banyak sekali berkeliaran melalui reel, atau FYP (for tour page) medsos, sehingga saya pun mengimbau orang tua tetap memberi pengawasan,"
"Berikan ruang literasi yang cukup buat anak-anak dengan berbagai trik, misalnya mengenalkan cerita bergambar, video edukasi, dan lain sebagainya," katanya.
Fasiltias KGM
KGM melakukan segalanya melalui usaha dan upaya yang serba mandiri.
Pada tahun 2020 KGM memulai pembangunan komunitas di tanah milik pendiri yaitu Agus Munawar sendiri dengan mengajak para pihak yang memiliki komitmen kuat dalam mendukung gerakan literasi di desa.
Kini, KGM memiliki sebanyak 2.369 anggota yang terdiri dari Paud/TK (110), SD/MI (614), SMP/MTS (362), SMA/SMK/MA (503), mahasiswa (260), ASN (62) dan masyarakat umum (448).
"Sementara jumlah koleksi buku sudah mencapai 8.260 eksemplar," ujar Agus Munawar.
Terkini fasilitas bacaan daring, dalam berbagai bentuk, untuk anak pun sudah tersedia.
Salah satunya dengan penyediaan gadget untuk materi literasi daring atau fasilitas dari pemerintah pusat melalui Perpustakaan Nasional, seperti aplikasi Titikbaca.
Fasilitas lainnya adalah Pojok Baca Digital, Titikbaca, motor perpustakaan keliling, Mobil Kepedulian, perahu angsa, sarana olahraga, dan kantin.
KGM sendiri memiliki visi menjadi komunitas penggerak peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan ilmu pengetahuan berbasis literasi dan teknologi.
Sementara misi yang diusung beberapa di antaranya adalah mewujudkan komunitas literasi sebagai ruang berkegiatan dan belajar masyarakat, menunjang akses kegiatan melalui pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan zaman, mendorong tumbuhnya komunitas baca baru yang didasari komitmen kerelawanan, memfasilitasi beragam kegiatan yang dibutuhkan masyarakat, menghimpun partisipasi publik, serta membuka ruang sinergi dan kolaborasi dengan banyak pihak untuk mempertahankan gerakan literasi berkelanjutan. (*)
Viral Ajudan Bupati Purwakarta Digerebek Istri saat Bareng Wanita Lain, Kini Dikembalikan Om Zein |
![]() |
---|
bank bjb dan PT Pos Indonesia Jalin Sinergi Strategis Perkuat Layanan Keuangan dan Logistik |
![]() |
---|
Respon Yai Mim Dilaporkan Sahara Dugaan Pelecehan, Tetangga Mantan Dosen UIN Diperiksa Lebih Lama |
![]() |
---|
Tak Ada Kapoknya! Warga Kembali Menambang Ilegal di Area Bekas Longsor Argasunya Kota Cirebon |
![]() |
---|
Ramalan Zodiak Cinta Sabtu 11 Oktober 2025: Libra Cenderung Egois, Aquarius Rileks Bersama Pasangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.