Miris, Masjid Bersejarah di Wanantara Cirebon Nyaris 'Gantung' di Bibir Sungai karena Banjir Bandang

Ketua RT 11 Blok Wanantara, Sulaeman mengungkapkan, peristiwa itu bermula dari banjir bandang yang menerjang wilayah tersebut pada Februari 2025.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Cirebon/ Eki Yulianto
MASJID DI BIBIR SUNGAI - Masjid Mahar Syisidik, rumah ibadah berusia lebih dari satu abad di Blok Wanantara, Desa Kubang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, kini terancam ambruk. Bangunan bersejarah yang berdiri sejak 1880 itu hanya berjarak sekitar tidak lebih dari 1 meter dari bibir Sungai Cipager setelah tebing penopangnya ambles hingga 12 meter dan memanjang sekitar 40 meter. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Masjid Mahar Syisidik, rumah ibadah berusia lebih dari satu abad di Blok Wanantara, Desa Kubang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, kini terancam ambruk.

Bangunan bersejarah yang berdiri sejak 1880 itu hanya berjarak sekitar tidak lebih dari 1 meter dari bibir Sungai Cipager setelah tebing penopangnya ambles hingga 12 meter dan memanjang sekitar 40 meter.

Ketua RT 11 Blok Wanantara, Sulaeman mengungkapkan, peristiwa itu bermula dari banjir bandang yang menerjang wilayah tersebut pada Februari 2025.

“Ya, bulan Februari itu kalau enggak salah hari Jumat tanggal 17 Februari."

Baca juga: PLN Wujudkan Kenyamanan Beribadah Lewat Bantuan Renovasi Masjid Miftahul Barokah

"Ya, sekitar jam 7 ba’da Isya itu,” ujar Sulaeman ketika ditemui di lokasi kejadian, Rabu (19/11/2025).

Tebing ambles setelah diterjang derasnya arus sungai, membuat tanah di belakang masjid tergerus habis.

“Ya, karena banjir bandang. Oh, sempat banjir bandang,” ucapnya.

Dari pantauan di lapangan, tanah bekas longsoran kini telah ditumbuhi rerumputan liar.

Namun tembok penahan tanah yang dulu berada jauh di atas daratan kini justru berada tepat di bibir aliran sungai.

Kondisinya membuat punggung masjid terlihat menggantung di ujung jurang.

“Coba dilihat sendiri keadaannya begini nih. Mengkhawatirkan,” jelas dia, sambil menunjuk lokasi amblesan.

Sebelum terkikis, jarak masjid ke tepi sungai diperkirakan sekitar 10 meter.

Namun kini, pembatas itu telah hilang seluruhnya.

“Yang dulu ya jaraknya dari badan masjid berapa kali itu? Ada berapa meter? Sekarang tinggal… ya habis, sekarang sudah minus. Tinggal tidak lebih dari 1 meter."

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved