Kopi Excelsa Sumedang Jadi Andalan Baru UMKM di Hari Kopi Sedunia

Jawa Barat juga memiliki komoditas kopi yang masih jarang ditemui namun bernilai tinggi, yakni kopi excelsa. 

putri puspita n
WORKSHOP - (ki-ka] Pemilik Usaha Uberall Roastery Cirebon, Farhan Irfanto, Juara Ketiga World Brewers Cup 2024, Ryan Wibawa, Head of Communications Tokopedia and TikTok E-commerce, Indonesia, Aditia Grasio Nelwan, dan Petani Kopi sekaligus Prosesor Kopi Excelsa, Rainaldi, pada acara Media Workshop Hari Kopi Sedunia #SatuDalamKopi 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Hari Kopi Sedunia diperingati setiap 1 Oktober menjadi momentum untuk menyoroti potensi kopi Indonesia. 

Jawa Barat, sebagai salah satu provinsi penghasil kopi terbesar di Tanah Air, memiliki luas perkebunan arabika mencapai 3.707 hektar pada 2024.

Selain arabika yang mendominasi, Jawa Barat juga memiliki komoditas kopi yang masih jarang ditemui namun bernilai tinggi, yakni kopi excelsa. 

Berdasarkan data, luas perkebunan kopi excelsa terdaftar di Jawa Barat mencapai 88 hektar. 

Sementara di luar itu, excelsa juga ditemukan tumbuh di pekarangan warga dengan jumlah lebih dari 3.000 pohon.

Saat ini dikenal empat jenis kopi utama, yaitu arabika, robusta, liberika, dan excelsa. Jika arabika dan robusta sudah populer di masyarakat, excelsa baru belakangan mulai menarik perhatian para penikmat kopi.

Baca juga: Srikandi PLN Dukung Perempuan Garut Bangun Usaha Kopi Mandiri

Kopi excelsa asal Kabupaten Sumedang menjadi salah satu varietas yang berhasil dibudidayakan dan menghasilkan biji berkualitas.

Kopi ini punya karakteristik unik berupa dominasi rasa manis, excelsa mampu berpadu dengan jenis kopi lain untuk menciptakan profil rasa berbeda dari kopi pada umumnya.

Potensi ini juga sudah terbukti di kancah internasional. 

Ryan Wibawa, barista asal Indonesia yang meraih juara ketiga World Brewers Cup 2024 di Chicago, Amerika Serikat, memilih menggunakan kopi excelsa sebagai materi kompetisi.

“Karakteristik kopi excelsa yang unik dengan dominasi sweetness dan kontras dengan arabika serta robusta, justru bisa menyatu dengan kopi lain dan menghadirkan cita rasa khas. Kualitas kopi ini menunjukkan bahwa hasil bumi Indonesia bisa bersaing di level dunia,” kata Ryan di Budaraa Kozi, Senin (30/9/2025).

Meningkatnya perhatian dunia terhadap excelsa, permintaan terhadap kopi ini juga mulai dirasakan pelaku usaha lokal. 

Farhan Irfanto, pemilik Uberall Roastery Cirebon, menuturkan bahwa pesanan kopi excelsa semakin sering datang, termasuk dari pelanggan melalui platform digital.

“Kebanyakan pelanggan awalnya penasaran dengan rasa kopi excelsa ini. Setelah mencoba, mereka kembali memesan,” ungkap Farhan.

Kecintaan Farhan terhadap kopi berawal sejak SMA dan semakin berkembang saat menempuh studi di Jerman pada 2019. 

Ia bahkan sempat bekerja paruh waktu sebagai barista. Sepulangnya ke Indonesia, ia mendirikan usaha minuman ‘Everywhere’ yang kemudian menginspirasi lahirnya nama Uberall Roastery—berarti “di mana saja” dalam bahasa Jerman.

Perjalanan Farhan di dunia kopi kian menguat setelah mengenal kopi excelsa dari petani sekaligus prosesor, Rainaldi. 

“Saya berhasil meracik campuran kopi excelsa dengan varietas eksotik seperti Kolombia dan Peru Geisha, hingga meraih peringkat keempat German Brewers Cup 2022,” kata Farhan.

Setelah itu, ia kembali meraih peringkat ketiga pada kompetisi Brewers Cup di Jerman 2023 serta kompetisi roasting di Indonesia pada tahun yang sama.

Baca juga: Media Talkshow dan Workshop Hari Kopi Sedunia di Bandung

Kini, Uberall Roastery menghadirkan ragam kopi eksotik yang jarang ditemui, seperti varietas Sidra khas Kolombia dan Ekuador yang kini juga tumbuh di Indonesia. 

Farhan mengakui, keberadaan platform digital menjadi salah satu kunci berkembangnya Uberall Roastery. 

“Tokopedia dan TikTok Shop berkontribusi sekitar 50-70 persen terhadap penjualan online kami, dengan omzet mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah setiap bulan. Kami juga memanfaatkan sejumlah fitur yang tersedia, seperti Top Ads dan video pendek,” kata Farhan.

Head of Communications Tokopedia and TikTok E-commerce, Indonesia, Aditia Grasio Nelwan, menegaskan bahwa perusahaan konsisten mendukung petani dan pelaku usaha kopi lokal melalui inisiatif yang berkelanjutan.

“Inisiatif #SatuDalamKopi merupakan bagian dari upaya mendukung digitalisasi pelaku usaha lokal dan petani kopi di Indonesia dari sisi hulu yang telah dilakukan sejak tahun 2024 lalu, termasuk di Lahat, Sumatra Selatan, dan Kamojang, Jawa Barat,”kata Aditia.

Ia menunjukan data di Tokopedia  jumlah transaksi kopi pada kuartal II 2025 melonjak 268 persen dibanding kuartal I 2025. 

“Wilayah dengan transaksi tertinggi sepanjang kuartal III 2025 tercatat di Riau, DI Yogyakarta, Lampung, Bali, dan Sumatra Utara,” kata Aditia.

Sementara itu di TikTok Shop, jumlah transaksi kopi pada kuartal III 2025 meningkat 72 persen dibanding kuartal III 2024, dengan wilayah transaksi tertinggi di Jambi, Jawa Barat, Bali, Sumatra Utara, dan Riau.

“Tren ini juga didukung pertumbuhan jumlah penjual kategori kopi yang naik rata-rata 108 % di Tokopedia dan TikTok Shop pada kuartal III 2025,” ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved