Gejolak Harga Beras di Jabar

Harga Gabah Tinggi, Penggilingan Modal Kecil di Indramayu Gigit Jari, Pilih Stop Sementara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI GABAH - Petani saat menghitung gabah hasil panen. Pasar beras tengah menghadapi ketidakpastian saat ini. Gabah petani yang terbatas diperebutkan dan dibeli dengan harga tinggi.

Ia menilai, pemerintah harus fokus memperbaiki tata kelola pasar beras yang penuh ketidakpastian seperti yang sekarang terjadi. Jangan justru membuat kebijakan yang aneh-aneh.

“Saya pernah baca katanya Menteri mau menstandarkan mutu dengan menghapuskan beras medium dan premium menjadi hanya beras reguler dan beras khusus, menurut saya ini aneh,” ujar dia.

“Anehnya karena kan orang gak semua mampu beli di premium, itu pertama. Kemudian gak semua orang pengen beras medium. Kita misal punya uang lebih pasti mau dong beli beras yang rasanya lebih enak lebih pulen,” lanjut Gusak.

Belum lagi kondisi gabah petani yang beragam, gabah dengan kualitas rendah tidak bisa dijadikan bagus seperti premium begitu pula sebaliknya.

Gusak pun menyarankan agar pemerintah bisa membuat patokan khusus yang harus dipatuhi oleh semua pihak untuk harga beras.

Baca juga: Harga Gabah di Indramayu Meroket, Petani Senang tapi Produsen Beras Pusing

Sehingga harga gabah petani tidak lagi liar karena juga harus menyesuaikan dengan harga berasnya.

“Kalau ini dibiarkan saya khawatirnya bukan harga beras jadi melonjak, tapi bakal ada kelangkaan,” ujar dia.

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan, Gusak menyampaikan, perilaku kebanyakan orang saat terjadi kelangkaan pasti akan melakukan penimbunan.

“Jadi jangan sampai orang-orang yang punya uang banyak malah nimbun, yang tadinya mau swasembada beras malah justru jadi tidak ada beras, ini yang bahaya,” ujar dia.

Kekhawatiran lainnya, jika hal itu terjadi maka pasar akan dipenuhi oleh beras pemerintah yang saat panen raya kemarin diserap besar-besaran oleh Bulog.

Ujung-ujungnya, kata Gusak, pengusaha produsen beras kecil seperti dirinya akan gulung tikar karena terus merugi.

“Selama ini petani yang terus diperhatikan pemerintah, sedangkan kami penggilingan kecil kurang diperhatikan,” ujar dia.

Gusak sendiri tidak mengetahui secara pasti berapa produsen beras modal kecil yang saat ini berhenti beroperasi sementara di Indramayu dampak ketidakpastian yang terjadi sekarang.

Tapi jumlahnya, kata dia, ada banyak, termasuk pabrik miliknya. Kondisi ini juga menimbulkan pengangguran baru.

Baca juga: Petani di Gegesik Cirebon Merugi saat Panen, Gara-gara Serangan Hama hingga Harga Gabah Rendah

Misalnya saja di pabrik milik Gusak, di sana ia mempekerjakan sekitar 10 orang, jumlahnya kadang bertambah saat dirinya membutuhkan tenaga tambahan.

Tapi sekarang, karyawan-karyawannya itu harus dirumahkan sementara, di samping, pabrik milik Gusak yang juga tengah dilakukan renovasi.

“Untungnya mereka juga garap sawah, jadi tidak full nganggur,” ujar dia.

Berita Terkini