Hati-hati, Curug Dago Dipenuhi Bakteri Ecoli Imbas Pencemaran Kotoran Sapi dari Lembang
Curug Dago saat ini tercemari bakteri ecoli kotoran sapi yang berasal dari kawasan Lembang, KBB.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sungai Cikapundung dan Curug Dago saat ini dalam kondisi memprihatinkan.
Hal ini terjadi setelah kedua saluran air ini tercemar kotoran sapi dari kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Seperti diketahui, keterbatasan lahan menjadi salah satu penyebab peternak membuang kotoran sapi perah ke aliran sungai sejak lama, sehingga kondisi tersebut berdampak buruk pada kualitas air Sungai Cikapundung.
Hal ini pun mendapat reaksi dari Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.
"Pak Sekda (Jabar) waktu kunjungan ke Curug Dago itu bilang bahwa Curug Dago sekarang dipenuhi oleh bakteri ecoli, sudah melebih amang batas," ujar Farhan, Selasa (12/8/2025).
Baca juga: Masalah Sampah di Pasar Gedebage Akhirnya Teratasi, Puluhan Ton Disulap Menjadi Kompos
Atas hal tersebut, dia menilai bahwa kondisi ini harus diselesaikan lintas wilayah, sehingga Pemprov Jabar akan turun tangan untuk menyelesaikan pencemaran sungai oleh kotoran sapi dari Lembang ini.
"Jadi beliau akan segera mengupayakan penyelesaian secara koordinatif dengan Kabupaten Bandung Barat. Jadi leading sektornya Pak Sekda Jawa Barat, Pak Herman (Suryatman)," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Darto, mengatakan berdasarkan hasil pemantauan pada tahun 2024, indeks kualitas air di Sungai Cikapundung mendapat skor 48 atau pencemarannya masuk kategori sedang.
"Indeks ini diukur dari hulu ke hilir dan posisi kita itu bukan di hulu juga bukan di hilir. Melainkan di bagian tengah," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
Pengukuran indeks kualitas air, kata Darto, dilakukan dua kali dalam setahun.
Dari hasil tersebut memang indeks kualitas air Sungai Cikapundung hingga saat ini masih belum menunjukkan hasil yang optimal.
"Ada beberapa titik yang kami identifikasi, dan saya tidak bisa sebutkan secara detail. Tapi di titik-titik itu terindikasi adanya pencemaran dari kotoran hewan dan manusia, jumlahnya tidak kurang dari dua titik," katanya.
Baca juga: Persib Bandung vs Manila Digger, Adu Kekuatan Pemain Latin Kontra Afrika, Mana yang Lebih Kuat?
Darto mengatakan, salah satu indikator pengukurannya melihat total coliform atau sekelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya kontaminasi bakteri dalam air atau produk makanan.
"Nah, hasil pengukurannya menunjukkan angka yang cukup tinggi. Ini mengindikasikan bahwa memang ada pencemaran dari limbah tinja, baik dari manusia maupun hewan," ucap Darto.
Kabar Bahagia Penyanyi Nadim Amizah Resmi Menikah, Akad Digelar di Lembang KBB |
![]() |
---|
Air Lindi TPA Kopi Luhur Cirebon Cemari Sumur Warga, Pengelola Buatkan Sumur Bor hingga Renovasi |
![]() |
---|
Besok Ridwan Kamil Akan Jalani Tes DNA di Bareskrim, Pihak Lisa Mariana: Kami Berharap Profesional |
![]() |
---|
Langganan Banjir, Warga Desak Pemkab Bandung Barat Perbaiki Drainase di Jalan Panorama Lembang |
![]() |
---|
Banjir Landa Jalan Panorama Lembang Lagi, Warga: Ini Salah Analisis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.