ASI Eksklusif 6 Bulan, Investasi Kesehatan dan Kecerdasan Anak Sejak Dini

Penulis: Nappisah
Editor: bisnistribunjabar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ASI Eksklusif 6 Bulan, Investasi Kesehatan dan Kecerdasan Anak Sejak Dini

TRIBUNJABAR.ID - BANDUNG - Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi merupakan fondasi penting bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak. 

Menurut dr. Indra Sandinirwan, Sp.A, dokter spesialis anak di Santosa Hospital Bandung Central, ASI eksklusif tidak hanya mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, tetapi juga membentuk daya tahan tubuh dan kecerdasan jangka panjang.

"ASI eksklusif berarti bayi hanya mendapatkan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lain, kecuali obat atau vitamin yang diresepkan. Pemberian ini dilakukan sejak lahir hingga usia enam bulan," jelas dr. Indra, kepada TribunJabar.id, Minggu (3/8/2025). 

dr. Indra Sandinirwan, Sp.A, dokter spesialis anak

Ia menekankan bahwa masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), sejak masa kehamilan hingga bayi berusia dua tahun, merupakan periode emas yang menentukan masa depan anak.

Dibandingkan susu formula, kandungan ASI jauh lebih lengkap dan alami. ASI mengandung kolostrum yang kaya akan vitamin A, DHA dan AA yang menunjang perkembangan otak, serta antibodi alami yang melindungi bayi dari penyakit seperti diare, ISPA, dan alergi. Selain itu, ASI lebih mudah dicerna dan menyesuaikan secara alami dengan kebutuhan bayi.

Tak hanya aspek fisik, proses menyusui juga berdampak besar terhadap kondisi psikologis bayi dan ibu. 

Hormon oksitosin yang dilepaskan selama menyusui membentuk ikatan emosional yang kuat dan memberikan rasa aman pada bayi, sekaligus menurunkan risiko depresi pasca persalinan pada ibu.

Beberapa ibu mengkhawatirkan produksi ASI yang dirasa kurang. Namun menurut dr. Indra, hal itu bisa diatasi dengan menyusui lebih sering, terutama di malam hari saat hormon prolaktin dalam tubuh meningkat.

Santosa Hospital Bandung Central

Frekuensi menyusui yang disarankan adalah 8–12 kali dalam 24 jam, dengan posisi pelekatan yang tepat agar bayi menyusu dengan efektif. Selain itu, pijat oksitosin, teknik marmet, atau penggunaan pompa ASI juga dapat membantu menjaga produksi.
dr. Indra menuturkan, faktor stres sering kali menjadi kendala dalam produksi ASI.

"Stres bisa menghambat hormon oksitosin. Maka ibu menyusui perlu dukungan emosional dan suasana yang nyaman agar produksi ASI tetap lancar," kata dr. Indra. 

Dalam kondisi tertentu, penggunaan dot atau empeng juga masih bisa dilakukan selama tidak mengganggu proses menyusu langsung, dengan catatan menggunakan jenis dot yang mendukung pola hisapan alami bayi.

Asupan gizi bagi ibu menyusui juga menjadi kunci. Ibu menyusui membutuhkan tambahan satu porsi makanan utama atau camilan sehat per hari, serta menjaga keseimbangan gizi antara karbohidrat, protein hewani, sayur, dan buah. Cairan tubuh pun harus tetap terjaga dengan konsumsi air putih sebanyak 12–14 gelas per hari. Suplemen vitamin A dosis tinggi juga disarankan diberikan segera setelah melahirkan.

Dalam praktiknya, mitos seputar ASI masih banyak beredar di masyarakat. Salah satunya adalah anggapan bahwa kolostrum harus dibuang atau bahwa bayi sakit tidak boleh menyusu. 

"Itu tidak benar. Justru kolostrum penting karena kaya antibodi. Dan bayi, meskipun sakit atau lahir prematur, tetap perlu disusui," tegas dr. Indra.

Ia juga menepis mitos bahwa payudara kanan dan kiri memiliki fungsi berbeda atau bahwa menangis adalah tanda sawan.     Menurutnya, pemahaman keliru seperti itu justru dapat mengganggu proses menyusui dan merugikan bayi.

dr. Indra membuka layanan konsultasi tumbuh kembang dan laktasi di Santosa Hospital Bandung Central setiap Senin, Rabu, dan Jumat pukul 17.00 hingga 19.00 WIB, serta Sabtu pukul 15.00 hingga 16.00 WIB. 

Ia berharap para ibu dan keluarga semakin memahami pentingnya ASI eksklusif dan mendukung praktik menyusui secara optimal.

"ASI adalah investasi jangka panjang bagi kesehatan dan kecerdasan anak. Dukungan keluarga dan lingkungan sangat menentukan keberhasilannya," katanya. 

Berita Terkini