Nyeri Sendi Tak Selalu Biasa: Kapan Harus ke Dokter Reumatologi?

Penulis: Nappisah
Editor: bisnistribunjabar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nyeri Sendi Tak Selalu Biasa: Kapan Harus ke Dokter Reumatologi?

“Reumatologi menangani penyakit-penyakit yang menyerang sendi, tulang, dan otot, terutama yang bersifat kronis dan autoimun." 

Penanganan yang tepat, lanjut dia, sejak awal bisa mencegah komplikasi permanen seperti deformitas sendi pada Artritis Reumatoid (RA).

“Ketika pasien datang keluhan nyeri, pertama dokter akan melakukan anamnesa atau wawancara untuk mengetahui riwayat penyakit pasien,” katanya. 

Evaluasi selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Pada anamnesa dan pemeriksaan fisik tersebut, dr. Dinar menyebut, dokter akan menentukan lokasi tepat nyeri, apakah di sendi atau diluar sendi, jumlah sendi yang terkena, sendi apa saja yang terkena, apakah ada tanda peradangan, durasi nyeri dan juga gejala-gejala lain yang menyertai. 

“Setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengkonfirmasi diagnosis dan juga komplikasi yang mungkin bisa terjadi, diantaranya pemeriksaan darah rutin, penanda peradangan (LED, CRP), cairan sendi, fungsi paru, hati dan ginjal,” jelasnya. 

Ia menambahkan, apabila ada kemungkinan ke arah penyakit autoimun, dokter akan melakukan pemeriksaan yang lebih khusus seperti pemeriksaan ANA, RF, anti CCp, HLA-B27. 

“Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan adalah pencitraan seperti rontgen, USG, CT scan, MRI, biopsy. Pemeriksaan ini tentu tidak dilakukan untuk semua pasien, tapi berdasarkan indikasi kemungkinan klinis pada pasien tersebut,” jelasnya. 

Untuk nyeri sendi ringan, dr. Dinar menyarankan cukup istirahatkan sendi dan kompres dingin. Obat seperti paracetamol bisa dikonsumsi. Namun, penggunaan obat anti nyeri secara sembarangan justru berisiko.

“Penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan dapat merusak ginjal dan hati,” tegasnya.

Pencegahan nyeri sendi tergantung dari penyebabnya. Misalnya, untuk osteoartritis: jaga berat badan ideal, hindari aktivitas berlebihan, dan pilih olahraga yang tidak membebani sendi seperti renang atau bersepeda. Untuk penyakit seperti asam urat, hindari makanan tinggi purin seperti jeroan, soda, dan makanan manis tinggi fruktosa.

Salah satu mitos yang sering beredar adalah penderita asam urat tidak boleh makan sayur hijau. 

“Itu tidak benar. Sayuran justru dianjurkan karena tidak memicu kekambuhan. Yang harus dihindari adalah jeroan, alkohol, soda, dan makanan tinggi fruktosa,” imbuh dr. Dinar. 

Sendi adalah penggerak utama tubuh dalam aktivitas harian. Kerusakan sendi dapat mengganggu kualitas hidup secara signifikan.

“Jangan tunggu sampai nyeri sendi mengganggu aktivitas atau menimbulkan deformitas. Lakukan pemeriksaan dini jika gejala berlangsung lama atau disertai tanda peradangan,” katanya. .

dr. Dinar menyampaikan, kunci utama menjaga kesehatan sendi adalah gaya hidup sehat jaga berat badan, makan bergizi, berolahraga, dan bijak dalam menggunakan sendi setiap hari.

Halaman
123

Berita Terkini