Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Organda Kota Bandung hingga kini belum diajak bicara terkait rencana dari Pemkot Bandung yang bakal menyediakan angkutan kota (angkot) pintar berbasis aplikasi pada tahun 2026.
Seperti diketahui, dengan angkot pintar yang dilengkapi layar digital, Wi-Fi, dan sistem navigasi berbasis SIM card tersebut, nantinya penumpang cukup membuka aplikasi lalu memilih halte atau titik jemput terdekat.
Ketua Organda Kota Bandung, Neneng Zuranda mengatakan, sebagai organisasi angkutan terbesar di Indonesia, seharusnya ada pembicaraan dari Pemkot Bandung kepada organda meskipun hal itu baru sebatas rencana.
Baca juga: Bandung Bakal Punya Angkot Pintar Berbasis Aplikasi, Pemkot Butuh Anggaran Rp 150 Miliar
"Kenapa enggak ngasih tahu ya, sampai sekarang belum ada pembicaraan. Meski itu baru rencana kita harus tahu dulu ya," ujarnya saat dihubungi, Kamis (26/6/2025).
Menurutnya, Organda Kota Bandung sangat penting diajak bicara untuk merealisasikan angkot pintar yang berbasis aplikasi tersebut karena pihaknya tahu betul masalah rute, jumlah unit, hingga pengusaha angkot.
"Kalau tidak dilibatkan, nanti sasarannya ke jalur mana, pengusahanya siapa, biayanya dari mana, berapa unit yang akan dilaksanakan, nah itu kita harus tahu," kata Neneng.
Di sisi lain, dia meminta Pemkot Bandung melakukan kajian matang untuk merealisasikan rencana itu dengan melibatkan berbagai pihak seperti Organda, koperasi angkot dan para pengusaha angkot di Kota Bandung.
Baca juga: Angkot Pintar di Bandung Mudah Direalisasikan, Pakar Transportasi Ungkap Syarat Ini
"Nanti harus dievaluasi dilibatkan organisasinya, kalau tidak dibicarakan nanti mau seperti apa. Tentu, harus dikaji dulu memungkinkan atau tidak, kalau omon-omon saja mah ngapain," ucapnya.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung Muhammad, Farhan mengatakan, pihaknya bakal menggandeng koperasi angkot seperti Kopamas, Kobutri, dan Kobanteng. Proyek ini sedang dalam tahap penyusunan bisnis model dan pengembangan aplikasi, dengan pertemuan rutin dua kali seminggu.
"Tentu saja kita akan komunikasikan ke DPRD, karena ini untuk kepentingan masyarakat. Kita juga libatkan orang Bandung sendiri antara lain pengusaha, akademisi dan koperasi, kalau investor bisa dari mana saja, tapi konsepnya harus lahir dari Bandung," kata Farhan.
Foto : Angkot saat mangkal di Terminal Cicaheum.