Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Panorama alam menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Kini, geliat wisata Pangalengan menggairahkan para pelaku usaha.
Pesona air terjun, cagar alam, cagar budaya, pemandian air panas, dan perkebunan berlomba-lomba menghadirkan keunggulan untuk jadi magnet wisata.
Salah satu di antaranya adalah Taman Langit Pangalengan, dengan daya pikat camping ground yang ketinggiannya setara dengan Gunung Tampomas di daerah Sumedang.
"Taman langit salah satu wisata camping ground yang ketinggiannya hampir 1.700 mdpl, setara dengan Gunung Tampomas ketinggiannya hanya 1.684 mdpl," ujar Yadi Supriadi, pemilik Taman Langit Pangalengan, saat dihubungi melalui WhatsApp, Rabu (20/12/2023).
Taman Langit Pangalengan berada sekitar 50 km di selatan pusat Kota Bandung, berlokasi di Kampung Puncak Mulya, Jalan Cukul, Sukaluyu, Pangalengan.
Meski perjalanan memakan waktu hingga dua jam dari pusat kota, begitu sampai Anda akan disuguhi pemandangan alam dan udara yang sejuk.
Penemuan yang tidak disengaja di area Taman Langit Pangalengan berawal dari sebuah lahan pertanian yang diubah menjadi sebuah destinasi wisata dibangun dan dikelola oleh PT Taman Langit Jaya Wisata.
Pengelola merupakan orang-orang lokal Pangalengan yang bertujuan menggali potensi wisata di wilayah Pangalengan dan sekitarnya.
Taman Langit Pangalengan didirikan di atas tanah pribadi seluas kurang lebih satu hektare dengan menggunakan akses jalan umum perkebunan cukul (Gunung Slamet).
"Dalam perjalanannya, kami melibatkan dan memberdayakan warga lokal dalam berjalannya operasional destinasi wisata ini sebagai langkah membantu peningkatan ekonomi dan pemanfaatan sumber daya manusia lokal," katanya.
Geliat wisata ini mendorong peningkatan ekonomi dan membuka lapangan kerja dalam bidang pariwisata dan membantu pemerintah dalam menggairahkan potensi pariwisata khususnya di Kabupaten Bandung.
Selama hampir berjalan tiga tahun, bukan pengalaman yang mudah bagi para pelaku wisata saat pandemi Covid-19 melanda.
Yadi mengungkapkan, kasus Covid-19 yang kembali meningkat membuatnya harap-harap cemas sebagai pelaku usaha wisata.