TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Fakta baru kasus pembunuhan ibu dan anak di subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika makin bermunculan fakta baru.
Anak sulung Yosep Hidayah, Yoris Raja Amanullah mengungkapkan motif kasus Subang tersebut diduga kuat adalah urusan Yayasan Bina Prestasi Nasional yang menaungi SMP dan SMK
"Saya menduga kuat motifnya urusan Yayasan," ujar Yoris, Kamis(26/10/2023).
Menurut Yoris, pasca pembunuhan ibu dan adiknya tersebut, ayahnya yakni Yosep Hidayah yang saat ini sudah ditetapkan jadi tersangka kasus Subang sempat meminta dirinya untuk mencairkan dana Yayasan.
"Dua hari Pasca kejadian itu, si Papah (Yosep) pernah minta saya untuk mencairkan uang yayasan,"katanya
Bahkan Kata Yoris, Papahnya menyuruh Danu untuk memegang jabatan bendahara pasca meninggalnya.
"Papah tiba-tiba nawarin Danu jadi Bendahara yayasan pasca ibu dan adik saya meninggal" ucapnya
Yoris menuturkan, setelah beberpa bulan dari peristiwa pembunuhan ibu dan adik saya, Yoris mengaku kaget dirinya dinonaktifkan oleh ayahnya dari jabatan Ketua Yayasan.
"Setelah saya dinonaktifkan dari ketua Yayasan, Kemudian tidak lama dari itu, si Papah telah menarik uang yayasan sebanyak dua kali bersama Kepala sekolah dan Bendahara Sekolah," tuturnya.
Baca juga: Jenazah Tuti dan Amalia Mau Dibuang ke Bandung, Gagal Karena Para Tersangka Sibuk Bersihkan TKP
Pasca peristiwa pembunuhan yang menimpa Tuti Suhartini dan anaknya Amalia Mustika Ratu, kondisi SMP dan SMK di bawah naungan Yayasan Bina Prestasi Nasional yang terletak di Desa Cijengkol Kecamatan Serangpanjang, Subang tersebut, saat ini kondisinya sudah tak terawat.
Tak ada aktivitas belajar mengajar, gerbang sekolahpun digembok, kondisi sekolah juga terlihat kumuh dan banyak yang rusak.
Yoris Ketua Yayasan
Yayasan Bina Prestasi Nasional yang berada di Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat nasibnya terbengkalai pasca-terjadinya kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang 18 Agustus 2021 lalu.
Diketahui, yayasan tersebut merupakan tempat di mana kedua korban perampasan nyawa yakni Tuti Suhartini (55) serta Amalia Mustika Ratu (23) bekerja.
Tuti menjabat sebagai bendahara yayasan, sementara Amalia menjabat sebagai sekertaris dari yayasan tersebut.