TRIBUNJABAR.ID, BOGOR - Permasalahan penerimaan peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi untuk masuk SMA negeri menuai masalah serius.
Banyak orang tua protes karena anaknya tidak diterima di sekolah negeri terdekat, padahal mereka asli warga di situ dan jaraknya ke SMA negeri itu pun dekat.
Seperti dialami Jajang, warga Jalan Kantor Batu, Kelurahan Paledang, Kota Bogor. Ia berupaya keras memasukkan anaknya supaya lolos di SMAN 1 Kota Bogor melalui PPDB sistem zonasi.
Baca juga: Setelah Heboh Pengantin Kabur di Bogor, Kini Viral TikToker Hilang Suami: Diceraikan Via Surat
Meskipun, PPDB zonasi untuk SMA sudah diumumkan hasilnya dan untuk SMAN 1 Kota Bogor menerima 161 murid.
Jajang pun, Selasa (11/7/2023) mendatangi langsung SMAN 1 Kota Bogor sambil membawa bukti administrasi kependudukan yang lengkap.
"Saya tadi bawa surat kepemilikan rumah, tanah, pajak bumi dan bangunan karena tanah ini waris saya buat/ada surat keterangan waris," kata Jajat dijumpai TribunnewsBogor.com di SMAN 1 Kota Bogor, kemarin.
Baca juga: Jarak Rumah ke SMAN 1 Batujajar 500 Meter Tapi Tak Diterima PPDB, Ada yang 900 Meter Lolos
Ia ingin membuktikan kepada SMAN 1 Kota Bogor, dirinya merupakan warga asli Paledang.
"Ini menunjukkan bahwa saya sebagai penduduk benar-benar bukan penduduk musiman," tambahnya.
Secara jarak, dari rumahnya ke SMAN 1 Kota Bogor memang diklaim Jajang masuk dan lolos zonasi.
Ia mengatakan, di wilayahnya tercatat ada 10 orang yang tidak lolos PPDB zonasi meski jarak rumah mereka dekat ke SMAN 1 Kota Bogor.
Baca juga: Ombudsman Temukan Sejumlah Modus Agar Siswa Diterima di Sekolah Pilihan Lewat PPDB Jalur Zonasi
"Ada 10 orang yang benar yang warga asli. Setahu saya ada 6 yang bukan asli. Ya yang baru ketemu 6 orang. Kami ngumpul kemarin orang tua," katanya.
Ke-10 orang ini kalah bersaing dengan penduduk musiman yang kebanyakan memanipulasi Kartu Keluarga (KK).
"Salah satunya itu, banyak ada rumah kosong tapi ada KK-nya. Termasuk rumah saya. Ada KK baru. Padahal sama sekali belum tanda tangan," tegasnya.
Baca juga: PPDB Tahap Dua Kota Bandung Selesai, Disdik Imbau Siswa Tak Keterima Bisa Cari Sekolah Sepi Peminat
Namun, ia tidak mendapat kepastian apapun soal nasib anaknya. Pihak sekolah menyarankan langsung bertanya ke provinsi.
"Kami adukan sesuai data yang ada pada saya. Terus kemudian hasilnya begitu, pihak sekolah itu tidak bisa apa apa. Hanya bisa silahkan saja ke provinsi," jelasnya.