TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Desa Padamulya Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang, selama ini dikenal sebagai Kampung Cinta atau tempat transaksi esek-esek yang dilakukan di rumah-rumah pribadi warga.
Praktek prostitusi rumahan yang terjadi di desa Padamulya selama iini telah dikenal oleh masyarakat atau para lelaki hidung belang tak hanya di wilayah Subang, namun terkenal hingga ke Ibu kota atau Jabodetabek.
Selama ini pelanggan Prostitusi rumahan di Kampung Cinta Desa Padamulya Kecamatan Cipunagara ini, umumnya warga luar daerah, yang sengaja datang ke Kampung Cinta Desa Padamulya untuk mencari kupu-kupu malam di rumahnya masing-masing.
Prostitusi rumah tersebut, umumnya terjadi karena sengaja dibiarkan oleh para orangtua yang memiliki anak perempuan yang sudah berstatus janda, dengan usia yang bisa tergolong masih belia antara 19-30 tahunan.
Demi mencari uang dengan cara instan, segelintir orangtua didesa tersebut rela dan membiarkan anaknya yang sudah berstatus janda untuk menjajakan tubuhnya kepada pria hidung belang yang bertamu ke rumahnya.
Lokasi Kampung Cinta Ini sangat mudah diakses dari pusat kota Subang ke arah Utara hanya 15 menit menuju pertigaan Saradan Pagaden,kemudian terus masuk kedalam melintasi jalan desa menuju Desa Padamulya yang dikenal sebagai Kampung cinta.
Namun, Kampung cinta itu merupakan sejarah masa lalu desa Padamulya Kecamatan Cipunagara Subang. Saat ini di desa tersebut sudah tak ada lagi praktek prostitusi rumahan seperti yang dulu dikenal orang sebagai tempat transaksi esek-esek.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kades Padamulya Supriatana, Kepala desa Padamulya tersebut memastikan di desanya sudah tak ada lagi praktek prostitusi rumahan.
"Saya pastikan di Desa Padamulya ini sudah tak ada lagi praktek Prostitusi Rumahan," tegasnya
Menurut Supriatna, Istilah Kampung Cinta atau Prostitusi Rumahan itu dulu memang ada sekitar 5 tahun kebelakang. Namun sekarang sudah tak ada lagi.
"Kampung cinta yang viral di media sosial maupun media massa dan elektronik itu terjadi beberapa tahun silam, bukan saat sekarang," katanya
Dikatakan Supriatna, dirinya bersama pihak desa selalu mengawasi warganya agar tak melakukan kegiatan prostitusi rumahan seperti dulu lagi.
"Kita selalu awasi rumah-rumah warga yang dulunya dijadikan tempat prostitusi rumah dan juga mengawasi warga luar yang datang ke desa kami, untuk antisipasi terulangnya praktek protitusi rumahan," katanya
Sementara itu, Kapolres Subang AKBP Sumarni, Selasa (6/6/2023) sore sekitar pukul 16.00 WIB mendadak mendatangi desa yang dulunya dikenal sebagai kampung Cinta atau daerah lokalisasi prostitusi rumahan tersebut
Kedatangan Kapolres Subang, AKBP Sumarni ke desa tersebut tak lain untuk memberikan sosialisasi dan antisipasi Tindak Pidana Perdagangan Orang(TPPO) dan Prostitusi Rumahan.