Adapun, latar belakang Dokter Wayan yang merupakan orang asli Bali membuatnya dekat dengan keluarga Li, termasuk sang ayah.
Ia mengatakan, pohon-pohon besar yang tumbuh di depan rumah Dokter Wayan itu sudah dari sejak lama.
Akan tetapi lantaran Dokter Wayan tidak ingin merepotkan orang lain, pohon itu dibiarkan begitu saja.
"Kayaknya gak mau dibersihin tuh karena beliau gak mau ngerepotin, kalau menurut saya sih beliau tuh kayak gak enakan lah gitu," kata Ii.
Kemudian Bang Brew mencoba masuk ke kediaman Dokter Wayan sekaligus tempat prakteknya.
Akan tetapi pada saat itu Dokter Wayan sudah tidak berada di rumah tersebut karena dievakuasi keluargana ke Bali.
Jalan menuju pintu rumah Dokter Wayan terlihat menanjak.
Suami Ii, Gede mengatakan, masih banyak orang yang berobat ke Dokter Wayan walau dengan kondisi rumahnya terbengkalai.
"Warga masih suka berobat karena saking percayanya, bagus jadi orang berobat," kata Ged
Gede mengajak Bang Brew masuk ke pintu yang biasa digunakan pasien berobat ke rumah Dokter Wayan.
Pintu tersebut terlihat usang dengan lampu yang dipasangi di tengahnya.
Masuk ke bagian dalam terlihat dua buah bangku berwarna biru dan putih tempat pasien menunggu.
Ruangan tersebut terlihat gelap dan kotor, di sekelilignya bahkan terlihat sampah berserakan.
Tempat praktek Dokter Wayan masuk ke dalam sebuah kamar di ruangan tersebut.
Di dalam ruangan itu terlihat banyak kardus menumpuk, ada timbangan, buku catatan, peralatan medis yang semuanya dipenuhi debu.