Ramadhan 2023

Arti Malam Nisfu Syaban yang Sering Diperingati Menjelang Ramadhan, Ternyata Begini Asal Usulnya

Penulis: Hilda Rubiah
Editor: Hilda Rubiah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi malam Nisfu Syaban. Arti Malam Nisfu Syaban, Sering Diperingati Menjelang Ramadhan, Berikut Asal Usulnya

Dalam kitab tersebut Al-Imam Al-Qasthalani mengatakan golongan Tabi’in dari daerah Syam bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Nisfu Syaban.

Ia menyebut dari merekalah kemudian orang-orang ikut mengagungkan malam Nisfu Syaban.

Namun, saat peringatan itu sudah tersebar, sebagian ulama ada yang menerima ada juga yang menentang.

Adapun ulama dan Tabi’in yang menentang mayoritas dari ulama Hijaz atau kalangan fuqaha Madinah.

Menurut ulama Hijaz menukil pendapat bahwa perayaan malam Nisfu Syaban seluruhnya bidah.

Sementara itu ulama Syam berpendapat perayaan malam Nisfu Syaban bermaksud pada tujuan memperbanyak ibadah.

Baca juga: 40 Kata-kata Menyentuh Ucapan Menyambut Nisfu Syaban 2023, Cocok Dibagikan di WhatsApp dan Facebook

Sebagian ulama sepakat menghidupkan malam Nisfu Syaban berkumpul di masjid-masjid beribadah berjemaah.

Ada juga sebagian ulama memakruhkan berkumpil di masjdi tersebut, namun tidak dimakruhkan jika melaksanakanibadah sendiri di rumah di malam Nisfu Syaban tersebut.

Dilansir dari dalamislam.com, keberadaan malam Nisfu Syaban sebenarnya terjadi pro kontra di kalangan ulama.

Tidak semua ulama sepakat adanya malam Nisfu Syaban tersebut.

Karenanya para ulama merujuk pada dalil-dalil hadis berkenaan malam Nisfu Syaban tersebut.

Sebagaimana diketahui selama ini malam Nisfu Syaban merujuk pada sebuah hadis dhaif dan hasan.

Seperti hadis dari Abu Tsa’labah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ اطَّلَعَ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ

“Apabila sampai malam Nishfu Syaban, maka Allah melihat kepada para hamba-Nya di lalu mengampuni orang-orang yang beriman.” (Hadis Hasan: HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (V/359, no. 3551) dan Ibnu Abi ‘Ashim (no. 523),dari Abu Tsa’labah al-Khusyani Radhiyallahu anhu. Lihat Shahiihul Jaami’ (no. 771))

Halaman
1234

Berita Terkini