"Pertama kita menuntut dan meminta dengan hormat kepada Pak Menteri Agama untuk betaubat kepada Allah, meminta maaf kepada umat Islam," katanya.
Menurut dia, Yaqut sudah membandingkan kalimat suci dengan binatang yang bagi umat Islam najis.
Oleh karenanya, ucapan itu tidak layak serta tidak patut diucapkan oleh pejabat publik apalagi dilakukan pejabat utama Kementerian Agama.
"Jadi perlu sebagai seorang muslim kita menyarankan beliau untuk bertobat kepada Allah sekaligus meminta maaf kepada umat islam," tuturnya.
Slamet menambahkan, meminta maaf bukan hal yang merendahkan diri seseorang, karena permohonan maaf itu hal yang mulia.
Selain itu, permintaan maaf ke umat Islam bukan hal yang menistakan seseorang justru akan memuliakan Yaqut.
"Kemudian yang kedua, kita juga menuntut hari ini, kepada pihak kepolisian untuk segera memproses beberapa laporan yang sudah dilaporkan oleh kawan-kawan tentang dugaan penistaan agama," tuturnya.
Ia harap, tidak ada pihak-pihak melindungi penoda agama karena PA 212 bakal mengawal kasus tersebut sampai tuntas.
"Oleh karenanya kami Alumni 212 akan tetap turun mengawal dan memastikan sampai kapan pun agar ini tetap harus diproses, urusan presiden mau mecat mau memundurkan urusan presiden, bukan urusan kita," ucapnya.
"Yang kita perjuangankan harus diproses secara hukum. Tidak boleh ada penoda agama di negeri ini," sambung dia. (*)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ribuan Banser Kumpul di Kendal, Tak Terima Marwah Gus Yaqut Diinjak-injak, Tunggu Aba-aba 'Perang'https://wartakota.tribunnews.com/2022/03/07/ribuan-banser-kumpul-di-kendal-tak-terima-marwah-gus-yaqut-diinjak-injak-tunggu-aba-aba-perang?page=all