Sejarah Cianjur

Jembatan Cisokan Riwayatmu Kini, Kisah Mahluk Hitam Tinggi, 2 Bus Terjun dan Aksi Hebat Para Pejuang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jembatan Cisokan terkini. Jembatan ini jadi saksi hebatnya pejuang di Cianjur dan sekitarnya melawan tentara sekutu.

"Untuk jembatan masuk ke Hegarmanah, Kecamatan Sukaluyu, tapi yang tugu itu masuk Ciranjang. Jadi perlu ada koordinasi dua pemerintah desa dan dua kecamatan berbeda. Tapi akan diupayakan adanya penataan di sana," kata Dian.

Dian mengakui, jika pentaan itu akan memberikan dampak positif bagi dua wilayah, mulai dari peningkatan pariwisata, hingga perekonomian.

"Sudah menjadi rencana juga agar ada kawasan wisata sejarah yang menarik banyak wisatawan. Dan salah satunya yang berpotensi jadi wisata itu kawasan Cisokan. Makanya kami akan coba seriusi masalah penataannya," katanya.

Sedikit mengulas perjuangan dari berbagai sumber, aksi dari para pejuang Indonesia di Jembatan Cisokan membuat tentara elite sekutu kocar-kacir dan membuat kekuatan pejuang semakin diperhitungkan.

Peristiwa itu bernama Perang Konvoi yang menjadi ulasan dalam agenda napak tilas dan diskusi sejarah "Perang Konvoi Tjianjoer-Tjirandjang 1945-1946: Dalam Perpektif Sejarah", Sabtu (11/11).

Untuk diketahui, perang Konvoi itu berlangsung di front Jawa Barat, beberapa bulan setelah proklamasi.

Seharusnya waktu itu menjadi saat di mana Allied Forces Netherland East Indies (Afnei) yang dimpimpin Letnan Jendral Sir Philip Christison (Inggris) untuk memulangkan tawanan dan melucuti balatentara perang, tetapi malah berujung sebagai medan perang bagi sekutu.

Perang itu terjadi di sepanjang jalan antaran Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung dan berlangsung dalam dua periode.

Pertama terjadi pada 9 sampai 12 Desember 1945 yang berpusat di Bojongkokosan.

Kedua terjadi pada 10-14 Maret 1946, di mana tiga balation pasukan Inggris dikepung di Sukabumi dan Cianjur.

Aksi pejuang, tentara, dan laskar pun menjadi mimpi buruk bagi tentara Inggris. Bahkan tentara Gurkha dari Nepal dan Batalyon Jast serta Patialadari India yang sudah sangat terkenal sebagai mesin perang yang menakutkan, dibuat tidak berdaya menghadapi gempuran pejuang Republik.

Perang Konvoi pun menjadi catatan prestasi penting bagi TRI, khususnya resimen Sukabumi bersama barisan Hizbullah, Sabilillah, Persindo, Banteng, pemuda Proletar, Kris, Prd, laskar merah, dan laskar lainnya.

Di Cianjur sendiri, perang Konvoi tersebut berpusat di Jembatan Cisokan lama yang kini sudah tidak digunakan. ‎

Jembatan itu menjadi saksi bisu kehebatan para pejuang, termasuk di Cianjur. Meskipun tak banyak catatan sejarah yang menuliskan aksi heroik yang tidak kalah hebat dengan aksi di tempat lainnya di Indonesia.

Hal itupun ternyata menarik banyak peminat, baik dari pecinta sejarah, guru sejarah, remaja, hingga pelajar di Cianjur.

Mereka turut serta dalam kegiatan napak tilas yang digelar oleh Historika atas dukungan Dirokterat Jenderal kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga: Mengenal Sejarah Kota Bandung Lewat Taman Sejarah, Nyaman dan Tenang

Berita Terkini