Laporan Kontributor Tribunjabar Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi.
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Situs Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, kembali dipugar dan diteliti.
Pemugaran situs megalitikum itu melibatkan tim peneliti yang dipimpin arkeolog Ali Akbar serta warga setempat. Pemugaran akan diawali dengan proses observasi struktur batuan.
Arkeolog Ali Akbar mengatakan proses penelitian situs prasejarah yang kali pertama ditemukan oleh seorang arkeolog asal Belanda pada 1890, sudah dimulai sejak, Sabtu (2/8/2025).
"Tim terdiri dari ratusan ahli. Kemarin tim fokus pada pengamatan dan observasi di area situs untuk menentukan dasar titik mana saja yang harus diteliti lebih lanjut atau dilakukan ekskapasi," kata Ali, Selasa (5/8/2025).
Baca juga: Kejari Cianjur Kembali Tetapkan Tersangka Korupsi PJU, Kini Ada Tiga Tersangka
Seluruh tim akan bekerja all out dalam proses penelitian ini untik mengungkap misteri situs megalitikum punden berundak itu.
Menurut Ali, tim ahli yang dilibatkan berjumlah 100 orang ditambah dengan warga sekitar. Mereka akan melakukan ekskapasi sekaligus menggunakan alat canggih untuk memastikan struktur bangunan di bawah tanah.
Dalam penelitian, Ali menyebut tim sempat menemukan adanya bebatuan di dasar tanah yang menyerupai struktur bangunan.
"Sebab itu, selain pelibatan peneliti ahli, alat-alat canggih akan kita gunakan. Sehingga nantinya bisa digambarkan secara gamblang struktur utuh Gunung Padang dan mengungkap misterinya," ujarnya.
Ia mengatakan, pada tahap awal tim akan mendalami pilar-pilar yang diduga merupakan fondasi dari struktur utama situs ini.
Baca juga: Siap Hadapi Laga Perdana Lawan Semen Padang, Beckham Optimistis Menang: Siapapun Lawannya Siap
"Jadi pilar-pilar itu diduga fondasi dari struktur utama situ ini dan juga apakah ada bangunan lain di bawah permukaan tanah," kata dia.
Ali menambahkan, selama proses penelitian. kunjungan wisatawan ke situs Gunung Padang tetap dibuka sehingga pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pemugaran, dan penelitian serta ekskapasi.
"Kunjungan wisatawan tetap dibuka. Karena penelitian hanya di area tertentu. Di beberapa momen kami juga izinkan wisatawan lihat langsung prosesnya," ucapnya. (*)