Superball

Sosok Cuneyt Cakir, Wasit asal Turki di Laga AC Milan vs Atletico, Dituduh Membenci Tim-tim Inggris

Penulis: Hermawan Aksan
Editor: Hermawan Aksan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wasit asal Turki, Cuneyt Cakir, saat memimpin pertandingan semifinal Piala Dunia antara Belanda dan Argentina di The Corinthians Arena, Sao Paulo, Brasil, 9 Juli 2014.

TRIBUNJABAR.ID - Wasit Cuneyt Cakir menjadi pembicaraan sejumlah kalangan pencinta sepak bola gara-gara dua keputusan kontroversialnya di laga AC Milan vs Atletico Madrid di Liga Champions, Rabu (29/9/2021) dini hari WIB.

Pada laga yang berlangsung di San Siro itu, wasit asal Turki tersebut menjatuhkan sanksi kartu merah untuk Franck Kessie dari AC Milan pada babak pertama. 

Kemudian, di injury time, ia memberikan hadiah penalti bagi Atletico karena menganggap Pierre Kalulu dari AC Milan melakukan handsball

Para pemain AC Milan melakukan protes keras karena menganggap salah satu pemain Atletico melakukan handsball lebih dulu sebelum bola mengenai tangan Kalulu.

Tak kurang dari pelatih legendaris AC Milan Fabio Capello turut geram dengan keputusan Cakir.

Baca juga: Mantan Pelatih AC Milan Ini Geram dengan Keputusan Wasit Cuneyt Cakir: Dia tak Cukup Bagus

Profil Cuneyt Cakir

Bagi Cuneyt Cakir, menjadi wasit sepak bola awalnya hanya angan.

Minimnya pelatihan menjadi wasit membuatnya mengambil jurusan administrasi bisnis di Kocaeli University, Istanbul.

Setelah kuliah, ia memutuskan untuk berkarier sebagai agen asuransi.

Jalan hidup Cuneyt berubah saat ayahnya, yang notabene bekas wasit terkenal Turki, Serdar Cakir, menawarkan kursus wasit.

Di luar itu, ia memang punya obsesi yang begitu tinggi di sepak bola.

Wasit Turki Cuneyt Cakir (kiri) meminta penalti selama pertandingan sepak bola Grup B Liga Champions UEFA antara AC Milan dan Atletico Madrid pada 28 September 2021 di stadion San Siro di Milan. (MIGUEL MEDINA / AFP)

“Ketika masih kecil, saya begitu terobsesi dengan sepak bola,” kata Cuneyt.

“Saya pikir menjadi wasit tak terlalu buruk. Saya belajar menjadi wasit profesional dari usia 17 tahun."

"Sejak saat itu, saya merasa bahwa pekerjaan ini adalah pekerjaan yang benar-benar saya inginkan.”

Ketegasan serta minimnya kontroversi membuat karier Cuneyt melonjak dalam waktu cepat.

Halaman
123

Berita Terkini