Hilangnya Gibran di Gunung Guntur, Asosiasi Pendaki Gunung Sebut Jangan Ikut Open Trip Abal-abal

Asosiasi Olahraga Pendaki Gunung Indonesia (AOPGI) menyoroti hilangnya Muhammad Gibran Arrasyid (14) di Gunung Guntur Garut.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar/ Sidqi Al Ghifari
Jalur pendakian Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Kamis (23/9/2021) 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Asosiasi Olahraga Pendaki Gunung Indonesia (AOPGI) menyoroti hilangnya Muhammad Gibran Arrasyid (14) di Gunung Guntur Kabupaten Garut.

Pengurus Cabang AOPGI Garut, Fiki Nur Falah menyayangkan kembali terjadinya pendaki yang hilang di Gunung Guntur, menurutnya pihak-pihak terkait harus mengevaluasi kembali regulasi salah satunya Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

"Ini tercatat menjadi sebuah sejarah yang jelek dan sudah beberapa kali, ini patut dievaluasi bagi pihak-pihak terkait salah satunya oleh BKSDA itu sendiri juga oleh volunteer," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id, Kamis (23/9/2021).

Berkaca pada hilangnya Gibran di Gunung Guntur, Fiki menyayangkan hal tersebut lantaran status Gibran yang masih di bawah umur dan tidak cukup syarat untuk mendaki Gunung Guntur yang disebut sebagai miniaturnya Gunung Semeru.   

"Batas usia juga harus menjadi pertimbangan, harus menjadi syarat mutlak. Sahabat Gibran ini kan usianya masih 14 tahun, mungkin wawasan naik gunungnya kurang," ucapnya.

Semua pihak menurutnya harus membuat standarisasi mendaki gunung yang ada di Garut sehingga mampu menekan angka kecelakaan yang terjadi selama pendaki berada di alam terbuka.

"Seperti bikin kebijakan standarisasi, naik gunung itu apa saja syaratnya misalkan batas umur, volunteer juga yang jaga di pos harus melaksanakan," ungkapnya.

Fiki mengungkapkan naik gunung merupakan aktifitas yang tidak boleh dianggap enteng lantaran pendaki tidak akan pernah mengetahui hal apa saja yang akan dialami selama pendakian.

Menurutnya tidak hanya kuat secara fisik, proses mendaki harus siap segala hal termasuk mental.

"Fisik, mental, kebugaran itu harus benar-benar siap, bukan hanya saja modal peralatan yang lengkap tapi harus benar-benar siap segala hal," ungkapnya.

Catatan bagi Jasa Open Trip

Selain standarisasi naik gunung, AOPGI juga menyoroti masifnya open trip yang disebar di media sosial.

Gibran diketahui melakukan pendakian dengan mendaftar kepada jasa antar yang ada di Facebook.

"Ini juga harus menjadi perhatian, pantia Open Trip harus benar-benar tanggung jawab atas apa yang mereka bawa, termasuk memastikan keselamatan pendaki yang ikut,"

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved