Profesor Padiatri Universitas Napoli di Italia, Roberto Berni Canani menjelaskan, kematian anak-anak akibat gastroenteritis banyak terjadi di negara berkembang.
Pada acara European Society of Pediatric Gastroenterology, Hepatology dan Nutrition (ESPGHAN), Canani mempresentasikan, jahe menjadi obat mujarab menyelematkan nyawa pasian penderita gastroenteritis.
Khasiat jahe ini ditemukan setelah Canani memimpin penelitian bersama sejumlah ilmuwan Eropa lainnya.
Ia dan timnya membuktikan, jahe ini bisa meredakan muntah berlebih.
• Sangat Berisiko! Jangan Konsumsi Jahe Jika Anda Dalam 5 Kondisi Ini, Termasuk Saat Hamil
Dikutip Tribunjabar.id dari Kompas yang melansir The Independent, 1,34 juta anak setiap tahun meninggal gara-gara terserang penyakit gastroenteritis.
Profesor Padiatri Universitas Napoli di Italia, Roberto Berni Canani menjelaskan, kematian anak-anak akibat gastroenteritis banyak terjadi di negara berkembang.
Pada acara European Society of Pediatric Gastroenterology, Hepatology dan Nutrition (ESPGHAN), Canani mempresentasikan, jahe menjadi obat mujarab menyelematkan nyawa pasian penderita gastroenteritis.
Khasiat jahe ini ditemukan setelah Canani memimpin penelitian bersama sejumlah ilmuwan Eropa lainnya.
Ia dan timnya membuktikan, jahe ini bisa meredakan muntah berlebih.
Pengobatan menggunakan jahe ini dilakukan melalui dua cara, yakni ekstrak jahe dan suplemen plasebo.
Hasilnya, objek penelitiannya sebanyak 141 anak mengalami penurusan frekuensi muntah 20 persen.
Di sisi lain, jahe bisa pula mencegah terserangnya penyakit kanker.
Melansir dari Hellosehat, pertumbuhan sel kanker pada usur besar bisa dicegah atas konsumsi jahe.
Jadi, jangan ragu untuk mengonsumsi jahe baik secara langsung, dibuat ekstrak, atau dimasak dengan makanan lainnya.
Namun, perlu dicatat pula pada kondisi tubuh tertentu, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi jahe.
Mengutip dari Alodokter, ibu hamil dan menyusui, penderita diabetes, jantung, dan gangguan pembekuan darah sebaiknya tak mengonsumsi jahe.