Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kota Bandung menjadi satu di antara sejumlah wilayah di Jawa Barat yang jarang diguyur hujan, terutama pada puncak musim kemarau bulan Agustus ini.
Beberapa wilayah di Bandung pun mengalami krisis air bersih, di antaranya karena cadangan air tanah yang bekurang.
Akhirnya, tak sedikit pula masyarakat yang bertanya-tanya, mengapa saat curah hujan minim seperti sekarang, tak diturunkan hujan buatan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung menjelaskan, hujan buatan yang biasanya dilakukan oleh Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC)-BPPT, mungkin saja dilakukan.
• Jonatan Christie Sudah Diangkat jadi PNS, Ini Pesannya untuk Anak Muda
Namun, harus ada beberapa syarat-syarat agar hal tersebut bisa dilakukan.
Pertama, kata Tony, di daerah itu harus ada potensi awan yang muncul.
"Di tempat tersebut harus sudah ada awan tapi tidak turun hujan, hujan buatan bisa dilakukan dengan menyemai garam di awan tadi sehingga awannya jenuh dan turun menjadi hujan," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jalan Cemara, Kota Bandung, Jumat (24/8/2018).
Selain itu, lanjutnya, faktor biaya juga harus diperhatikan saat akan menurunkan hujan buatan.
• Man United Digilas Tottenham Hotspur di Old Trafford, Setan Merah Kian Terpuruk di Klasemen
Artinya, harus dipertimbangkan, mana yang lebih efektif dan ekonomis, menurunkan hujan buatan atau cukup dengan menyalurkan air bersih melalui tangki.
"Di beberapa kegiatan, kalau secara ekonomis menguntungkan, di waduk misalnya, hujan buatan bisa dilakukan. Tapi, kalau secara ekonomis lebih efektif dengan dropping air bersih, hujan buatan bisa dijadikan pilihan berikutnya," ujar Tony.