Ada kemungkinan juga terserang gejala hipotermia.
What?
4. Gejala Hipotermia
Iya, hipotermia memang lebih sering terjadi di daerah ketinggian, biasanya disebut juga penyakit anak gunung. Namun gejalanya bisa saja terjadi dalam kondisi dimana tubuh merasa teramat sangat kedinginan meski kita sedang berada di daratan rendah.
Nah, kedinginan yang teralu lama ini bisa menyebabkan tubuh membeku akibat pembuluh darah mengerut yang bisa memutus aliran darah yang menuju ke hidung, telinga, jari tangan dan jari kaki. Tubuh pun kadang menggigil, sebab suhu tubuh di dalam sudah gagal dijaga dalam suhu yang normal.
Gejala awal hipotermia terjadi apabila suhu kurang dari 36°C atau kedua kaki dan tangan terasa dingin. Selanjutnya disebut hipotermia berat bila suhu tubuh kurang dari 32°C. Ingat, ini suhu dalam tubuh, bukan ruangannya!
5. Penyakit Bell Palsy
Jangan anggap remeh soal dampak negatif memakai kipas angin. Kamu bisa saja terserang penyakit yang disebut bell palsy. Ini adalah penyakit dimana sistem syaraf wajah berubah menjadi tegang, sulit senyum, dan susah berekspresi. Hal ini diakibatkan suhu dingin yang fokus menerpa bagian wajah secara terus menerus sepanjang malam.
Nah, Samuel Zylgwyn kabarnya pernah mengidap Bell’s Palsy pada 2010 lalu. Meski sembuh dengan antibiotik, sebenarnya sejauh ini, belum ditemukan penelitian ilmiah bagaiman cara mencegah Bell’s palsy ini. Namun Samuel Zlygwyn pernah memperingatkan agar jangan terkena udara dingin terlalu sering, terutama yang langsung menerpa wajah kita.
Oh iya, biasakan juga untuk melakukan olahraga wajah. Selain itu, menjaga tubuh agar tidak kelelahan dan mengkonsumsi makanan bergizi adalah cara yang bisa dicoba untuk mengurangi risiko Bell’s Palsy.
Daripada punya wajah asimatris dan kaku? Lebih baik jauhkan kipas dari muka!
6. Menyebabkan kematian
Nah, bahaya paling fatal bila seseorang sering tekena kipas angin adalah mereka bisa mengalami kematian mendadak. Catatan pentingnya, kipas angin pembunuh ini datang saat kita menggunakan kipas angin sepanjang malam selama tertidur di ruangan yang tidak terdapat fentilasi udara (*lihat point pertama).
Penjelasannya, peristiwa ini disebabkan karena adanya peningkatan kadar CO2 dan penurunan O2 dalam ruangan. Sehingga bisa saja, bila oksigen itu menipis, kita pun habis! (*)