Rencana Pembentukan Superholding BUMD, Anggota DPRD Jabar Tetep Abdulatip: Strategi Menyehatkan BUMD

Pemprov Jabar berencana mengonsolidasikan 41 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menjadi tiga superholding.

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Siti Fatimah
Dok Tetep Abdulatip
TETEP ABDULATIP - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, Tetep Abdulatip 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berencana mengonsolidasikan 41 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menjadi tiga superholding.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Tetep Abdulatip, mengatakan, rencana tersebut dapat menjadi salah satu strategi untuk menyehatkan BUMD yang rata-rata kondisinya "sakit" tersebut.

Bahkan, menurut dia, dari puluhan BUMD milik Pemprov Jawa Barat hanya beberapa yang kondisi keuangannya dinyatakan sehat, dan mampu menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD).

"Kami menilai, rencana pembentukan superholding ini sebagai strategi atau skema untuk menyehatkan BUMD," ujar Tetep Abdulatip kepada Tribunjabar.id, Selasa (11/11/2025).

Namun, pihaknya mengakui, DPRD Provinsi Jawa Barat belum menbahas rencana itu secara lebih lanjut, khususnya mengenai model superholding BUMD akan mengadopsi model seperti Danantara.

Ia mengatakan, rencana itu pun harus ditindaklanjuti melalui kajian dari akademisi mengenai model usaha yang paling cocok untuk diterapkan superholding BUMD.

Kajian tersebut dibutuhkan untuk menjabarkan langkah paling tepat dalam menyelesaikan permasalahan BUMD di Jawa Barat yang selama ini dinilai kurang optimal menyumbangkan PAD.

"Sebetulnya, penyertaan modal dari pemerintah sudah cukup besar, tetapi ada aset-aset BUMD yang tidak efektif dimanfaatkan, dan tidak optimal untuk menghasilkan PAD," kata Tetep Abdulatip.

Ia menyampaikan, rencana itu pun tidak serta merta menjamin kondisi BUMD Jawa Barat bakal langsung sehat setelah disatukan menjadi sebuah perusahaan besar dalam superholdingnya.

"Beberapa (BUMD) jangankan menghasilkan PAD, untuk memutarkan roda perusahaannya saja sudah sulit, sehingga harus ada langkah-langkah yang diambil, salah satunya melalui pembentukan superholding," ujar Tetep Abdulatip.

Tetep mengakui, BUMD yang kondisi perusahaannya sehat diprediksi akan kesulitan menopang BUMD yang keadaannya tidak sehat, karena memang tidak memungkinkan.

"Ibaratnya di keluarga itu ada tulang punggungnya satu, dan yang harus dihidupinya tiga atau empat perusahaan mungkin masih bisa, tetapi kalau ditambah empat lagi pasti akan berat," kata Tetep Abdulatip.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved