Pengamat Dorong Pemerintah Siapkan Sarpras Belajar di Luar Ruangan Atasi Bertambahnya Rombel
Cecep Darmawan setuju apabila kelas yang jumlah rombelnya bertambah menjadi 50 orang belajar di luar ruangan.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat mengizinkan SMA dan SMK yang jumlah rombongan belajar (rombel) bertambah menjadi 50 siswa untuk belajar di luar ruangan atau outdoor.
Terkait hal ini, pengamat Kebijakan Pendidikan sekaligus Dekan FPIPS UPI, Prof Cecep Darmawan, setuju apabila kelas yang jumlah rombelnya bertambah menjadi 50 orang belajar di luar ruangan. Hal ini penting agar siswa tidak merasa bosan atau panas akibat populasi yang terlalu padat.
Namun Cecep mendorong Disdik Provinsi Jawa Barat segera menginventarisir berbagai kebutuhan terkait sarana dan prasarana (sarpras) untuk proses pembelajaran di luar ruangan tersebut.
"Pemerintah tetap harus memfasilitasi sekolah mengenai kebutuhan kegiatan pembelajaran di luar ruangan, sehingga harus segera diinventarisir ke sekolah-sekolah," ujar Cecep Darmawan saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Rabu (6/8/2025).
Baca juga: Cara SMAN 20 Bandung Siasati Penambahan Rombel Agar Siswa Tetap Belajar di Kelas, Tak Sampai 50
Ia mengatakan kelengkapan infrastruktur pendidikan itu harus disediakan secara memadai untuk memastikan kenyamanan para siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di luar ruangan.
"Untuk sarprasnya, minimal harus ada papan tulis, termasuk meja dan kursi juga agar siswa tetap nyaman. Sebenarnya, lesehan juga enggak masalah, tetapi kalau terlalu lama akan lelah juga," kata Cecep Darmawan.
Menurut Cecep, lokasi luar ruangan itu pun harus diupayakan memiliki atap untuk memastikan para siswa tidak merasa panas ketika cuaca cerah, dan terlindung dari guyuran hujan.
"Syukur-syukur ada kipas angin juga, karena pembelajaran di luar ruangan juga tetap yang harus diutamakan adalah kenyamanan para siswa," ujar Cecep Darmawan.
Cecep menyampaikan, situasi dan kondisi luar ruangan pun harus dipastikan kondusif, senhingga sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai lokasi pembelajaran siswa.
"Saya setuju belajarnya di luar (ruangan) daripada berdesak-desakan di dalam (kelas), tetapi di luarnya harus dikondisikan agar tidak panas, tidak berisik, bebas polusi, dan lainnya," kata Cecep Darmawan.
Baca juga: Lagi, Bintang Persib Rp2,17 M Diincar Tim Tier 2 Eks Musuh Bebuyutan Era Perserikatan, Dilepas?
Pihaknya mengakui, pembelajaran di luar ruangan bukan hal baru, terutama saat membahas materi mengenai praktikum maupun mata pelajaran olahraga yang biasanya dilaksanakan di lapangan sekolah.
Ia juga berharap, seluruh sekolah di Jawa Barat, khususnya jenjang SMA maupun SMK segera beradaptasi terhadap kondisi penambahan rombel tersebut selama jumlah ruang kelasnya belum ditambah.
"Sebenarnya, yang paling memungkinkan agar penambahan rombel di masa ruang kelas baru belum dibangun tidak membuat kelas berdesakan adalah dibagi sif, jadi ada yang masuk pagi dan siang," ujar Cecep Darmawan. (*)
Besok Digelar Sidang Gugatan 8 Organisasi SMA Swasta Ke Dedi Mulyadi, Ini Kata Pemprov Jabar |
![]() |
---|
Cara SMAN 20 Bandung Siasati Penambahan Rombel Agar Siswa Tetap Belajar di Kelas, Tak Sampai 50 |
![]() |
---|
Rombel Kelas X Bertambah, SMAN 19 Bandung Siapkan Rencana Belajar di Luar Ruangan |
![]() |
---|
8 Organisasi Sekolah Swasta Menggugat Dedi Mulyadi ke PTUN, Imbas Penambahan Rombel Program PAPS |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Penuhi Janji, AC Dipasang di 397 Kelas yang Rombelnya Bertambah: Target 1.000 Kelas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.