Organda Sambut Baik Gagasan Angkot Pintar, Minta Pemkot Bandung Tegas dan Jelas

Organda berharap program angkot pintar bisa membawa dampak positif, bukan hanya bagi masyarakat penumpang, tetapi juga untuk para sopir.

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
tribunjabar.id / Hilman Kamaludin
Sejumlah angkot saat mangkal di Terminal Cicaheum, Rabu (25/6/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG — Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bandung, Neneng Zuranda, menyatakan pihaknya menyambut baik inovasi “angkot pintar” yang tengah digagas Pemerintah Kota Bandung

Namun, ia menekankan pentingnya kesiapan teknis, kejelasan anggaran, serta komitmen untuk melibatkan seluruh pelaku usaha angkutan kota.

"Dari Organda, untuk angkot pintar itu kami setuju. Tapi dalam rapat terakhir, kami mendapat informasi kalau anggaran yang tersedia baru cukup untuk sebagian. Padahal, di Kota Bandung ini ada 39 jalur angkot yang terdiri dari 5.521 unit angkot yang di-SK-kan oleh Pemkot. Saat ini saja yang beroperasi paling hanya 50 persennya," ujarnya, saat dihubungi Tribunjabar.id, Jumat (1/8/2025). 

Neneng menuturkan, rencana angkot pintar ini mengusung konsep layanan terintegrasi seperti bus Trans Metro Pasundan yang sudah lebih dulu beroperasi.

Organda, katanya, berharap semua anggota bisa dilibatkan. Organda sendiri membawahi tiga koperasi (Kobanter, Kopamas, dan Keputri) serta satu perusahaan, PT Tiga Putri.

"Kalau anggaran pemerintah masih terbatas, ya harus diatur lebih baik. Tapi intinya, kami dukung. Inovasi ini bagus, asal pelaksanaannya benar. Jalurnya harus jelas, pembagian armada harus adil," tegasnya.

Namun, ia juga mengungkapkan bahwa hingga kini rencana rute dan sistem operasional angkot pintar masih dalam tahap pembahasan. 

"Rutenya belum dibahas. Rencananya mau difungsikan sebagai feeder (pengumpan) dulu, tapi masih dalam proses pematangan bersama Dinas Perhubungan," ujarnya.

Neneng mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi para pengusaha dan sopir angkot saat ini. Pendapatan mereka, katanya, merosot tajam karena semakin tergeser oleh kehadiran transportasi daring yang menurutnya tidak seluruhnya berizin.

"Keadaan sekarang sangat jelek sekali untuk para sopir dan pengusaha angkot. Kami ini punya izin lengkap, tapi digerus oleh angkutan lain yang tidak berizin. Jadi untuk bertahan hidup saja sekarang sudah berat," kata Neneng.

Ia berharap program angkot pintar bisa membawa dampak positif, bukan hanya bagi masyarakat penumpang, tetapi juga untuk para sopir dan pengusaha yang selama ini menjadi tulang punggung transportasi publik kota.

"Nah, ini kebijakan pemerintah kembali lagi mau bagaimana dan mau seperti apakah bisa untuk bebenah di Kota Bandung untuk angkutan-angkutan ini," kata dia. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved