Berobat Pakai BPJS, Balita Anak Anggota Dewan Sempat Ditolak RSUD KHZ Musthafa Tasikmalaya

Seorang balita ditolak mendapatkan perawatan di IGD RSUD KHZ Musthafa, Tasikmalaya dengan menggunakan fasilitas BPJS.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Kemal Setia Permana
Tribunnews.com/ Fitri Wulandari
DITOLAK PAKAI BPJS - Foto ilustrasi BPJS Kesehatan. Seorang balita ditolak mendapatkan perawatan di IGD RSUD KHZ Musthafa, Tasikmalaya dengan menggunakan fasilitas BPJS. 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Seorang balita ditolak mendapatkan perawatan di IGD RSUD KHZ Musthafa, Tasikmalaya dengan menggunakan fasilitas BPJS.

Aalasannya, balita anak dari anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya itu tidak menunjukan NIK.

Awalnya balita 6 bulan itu dibawa IGD RSUD KHZ Mustofa sekitar pukul 19.05 di IGD RSUD KHZ Musthafa Kabupaten Tasikmalaya dengan gejala panas tinggi dan terlihat seperti sesak, gelisah dan menangis terus menerus.

Orangtua pasien,  Luthfi, menuju loket untuk melakukan mendaftarkan pasien dengan membuka aplikasi JKN. Sedangkan identitas seperti KK tidak terbawa karena spontan dan kondisi panik melihat anaknya panas tinggi.

Baca juga: Tak Perlu Tunggu 17 Tahun, Pelajar Cirebon Kini Bisa Membuat KTP-el dari Sekolah

Namun, petugas loket pendaftaran tetap meminta identitas seperti KTP dengan alasan untuk mengetahui NIK.

Padahal dalam identitas yang sudah diperlihatkan kepada petugas sudah ada nomor BPJS dan statusnya aktif.  

Karena kondisi panik akhirnya orang tua meninggalkan loket pendaftaran dan masuk IGD untuk memastikan pasien sudah ditindak atau belum.

Namun ketika masuk IGD, pasien belum diberi tindakan sama sekali dan masih digendong ibu pasien tanpa ada fasilitas seperti brangkar, padahal kondisi IGD pada waktu itu tidak banyak pasien.

Penanganan baru dilakukan setelah beberapa menit oleh dokter tanpa diberi obat apapun dan menjelaskan perihal hasil pemeriksaan serta memberikan satu lembar resep obat untuk dibeli di luar rumah sakit.

“Anak saya terlihat sesak, gelisah dan menangis tiada henti, namun petugas IGD menunda penanganan medis dengan alasan harus menyelesaikan administrasi pendaftaran terlebih dahulu,” ungkap Luthfi ketika dikonfirmasi wartawan TribunPriangan.com, Selasa (29/7/2025). 

Baca juga: Bek Persib Bandung Jadi Pemain Grade A Paling Top yang Perkuat Negara Beranking FIFA Tertinggi

Luthfi menjelaskan saat dirinya menuju loket pendaftaran untuk mendaftarkan pasien dengan membuka aplikasi JKN, ia tak sempat membawa KK karena panik melihat kondisi anaknya. 

“Karena kondisi panik akhirnya saya meninggalkan loket pendaftaran dan masuk IGD untuk memastikan pasien sudah ditindak atau belum,” ungkapnya.

Penanganan baru dilakukan setelah beberapa menit tertunda, yang tentu sangat berisiko bagi keselamatan pasien. 

“Beberapa menit baru ada tindakan dari petugas sekuriti membawa brangkar dan pasien diperiksa oleh dokter tanpa diberi obat apapun dan perihal hasil pemeriksaan selanjutnya dokter memberikan satu lembar resep obat untuk dibeli di luar rumah sakit," tutur Luthfi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved