Serunya Lomba Layang-layang Unik di Majalengka, Adu Cepat Putuskan Benang Lawan untuk Menang

Ada 64 peserta yang mengambil bagian dalam lomba yang terbagi dua kategori tersebut: tingkat SD dan kelompok umum.

Tribun Cirebon/ Adhim Mugni Mubaroq
LOMBA LAYANGAN - Lomba layang-layang yang berbeda dari biasanya sukses digelar di Desa Jatitujuh, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, pada Sabtu dan Minggu (26–27 Juli 2025). 

Laporan Kontributor Adim Mubaroq

TRIBUNJABAR.ID , MAJALENGKA - Sebuah lomba layang-layang yang berbeda dari biasanya sukses digelar di Desa Jatitujuh, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, pada Sabtu dan Minggu (26–27 Juli 2025). Alih-alih menilai keindahan atau tinggi terbang, kompetisi ini justru mengandalkan ketangkasan peserta dalam memutuskan benang lawan.

"Lomba ini fokusnya ke ketangkasan. Layangan yang menang adalah yang bisa memutuskan benang lawan, bukan yang paling bagus bentuknya," kata panitia dari komunitas Hujan Keruh, Refi Suherland, Minggu (27/7/2025).

Menurutnya, ada 64 peserta yang mengambil bagian dalam lomba yang terbagi dua kategori tersebut: tingkat SD dan kelompok umum. Masing-masing kategori diisi 32 peserta yang diadu secara satu lawan satu. Pertandingan berakhir saat benang salah satu layangan putus.

Baca juga: Sadar Gelasan Menempel ke Kabel, Pemuda di Soreang Bandung Tersengat Listrik saat Kejar Layangan

"Pertandingannya tidak dibatasi waktu. Kalau benang langsung putus, pertandingan juga langsung selesai. Jadi benar-benar soal kelihaian dan fokus," ujar Refi.

Format ini membuat setiap pertandingan terasa intens, karena peserta harus menyerang sekaligus bertahan dalam kendali penuh atas layangannya.

Refi menjelaskan, peserta diperbolehkan membawa layangan sendiri, baik hasil buatan pribadi maupun yang dibeli. Namun, panitia menyamaratakan benang yang digunakan, yaitu gelasan atau benang tajam sepanjang 50 meter.

Gelasan sendiri merupakan benang khusus yang dilapisi bahan abrasif agar bisa memutuskan benang lawan saat bersentuhan di udara. Penggunaan benang ini menambah tensi dan risiko dalam pertandingan.

"Kami siapkan gelasannya agar adil. Semua pakai benang yang sama, jadi penentu utama tetap di keterampilan peserta," jelas Refi.

Meski baru pertama kali digelar, lomba ini mendapat antusias luar biasa. Selain dari warga Jatitujuh, peserta juga datang dari kecamatan tetangga.

“Animonya tinggi banget. Bahkan banyak yang minta supaya ini jadi event tahunan. Kita sedang pertimbangkan, kemungkinan akan digelar tiap Juli atau Agustus, karena anginnya bagus buat main layang-layang,” pungkas Refi.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved