Tragedi Nikahan Anak KDM di Garut
Tragedi Nikahan Anak KDM di Garut Jadi Ujian bagi Penegak Hukum, Praktisi Sarankan Diambil Alih
Advokat senior di Garut, Yudi Kurnia, menilai insiden di Garut merupakan ujian besar bagi penegakan hukum di Indonesia.
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Giri
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Tragedi berdesak-desakan saat pembagian makanan dalam rangkaian pesta pernikahan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, dan Maula Akbar, anak Dedi Mulyadi, di Pendopo Garut, terus menuai sorotan.
Praktisi hukum sekaligus advokat senior di Garut, Yudi Kurnia, menilai insiden yang menewaskan tiga orang tersebut merupakan ujian besar bagi penegakan hukum di Indonesia.
"Itu harus diproses secara hukum dan dipertanggungjawabkan. Ini akibat dari kelalaian dalam penyelenggaraan pembagian makan yang dihadiri ribuan warga, tanpa perhitungan matang terhadap faktor keamanan dan keselamatan," kata Yudi kepada Tribunjabar.id, Minggu (20/7/2025).
Ia menolak anggapan bahwa peristiwa tersebut adalah pesta rakyat. Menurutnya, itu adalah pesta pernikahan pejabat yang coba dilegitimasi sebagai acara kerakyatan lewat pembagian konsumsi gratis.
Lebih jauh, Yudi menekankan, proses hukum terhadap peristiwa ini harus menjunjung asas equality before the law.
Baca juga: Sahabat yang Ajak Vania Antre Makan Gratis di Pendopo Bupati Garut Masih Syok, Kerap Melamun
"Harus ada perlakuan yang sama di mata hukum, baik terhadap rakyat kecil maupun pejabat. Maka, selama proses hukum berjalan, semua pihak yang menjabat di pemerintahan maupun kepolisian sebaiknya dinonaktifkan untuk menghindari intervensi relasi kuasa," ucap dia.
Ia juga mengingatkan bahwa tanggung jawab tidak cukup hanya berupa permintaan maaf atau ganti rugi materiel.
Penyelenggara hajatan juga, katanya, harus bertanggung jawab secara hukum.
"Ada pasal-pasal yang mengatur dalam KUHP, suka tidak suka harus diproses untuk penegakan hukum," kata Yudi.
Dia menilai, tragedi ini menjadi tantangan serius bagi aparat penegak hukum, lantaran berhadapan dengan pejabat pemerintah dan unsur kepolisian.
Untuk memastikan transparansi, Yudi mendesak agar penyidikan tidak ditangani di level daerah. Ia meminta Mabes Polri turun tangan langsung.
Baca juga: Saya Siap Bertanggungjawab, Wajah Sembab Wabup Garut Putri Karlina Jelaskan Tragedi Maut
"Karena di dalam struktur acara ada nama Kapolda Metro Jaya, maka penyidikannya harus dilakukan oleh tingkat yang lebih tinggi, yaitu Mabes Polri," ucapnya.
Tragedi yang menewaskan tiga orang, satu di antaranya aparat kepolisian itu terjadi di pintu gerbang Pendopo Garut, Jumat (18/7/2025).
Selain merenggut nyawa tiga orang, peristiwa itu juga memikin 30 warga pingsan.
Diinvestigasi
Polisi bakal melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait tragedi di pintu gerbang Pendopo Garut yang mengakibatkan tewasnya tiga orang dalam kegiatan pesta rakyat pernikahan putra Dedi Mulyadi Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina.
Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan. Menurutnya, banyak informasi simpang siur di tengah masyarakat.
Polisi, katanya, sudah memeriksa TKP dan akan melakukannya lagi guna mencari titik terang penyebab kasus ini.
"Kami akan investigasi. Datanya masih sebatas data informasi awal," ujarnya, Minggu (20/7/2025).
Lanjut Hendra, belum ada pemeriksaan terhadap saksi. Penyelidikan awal masih berjalan dan dipastikan kasus ini akan ditarik ke Polda Jabar dalam penanganannya.

"Nanti ini akan kami lakukan investigasi ulang dan kami akan tahu dan disampaikan nanti," ujarnya.
Hendra menegaskan semua pihak bakal diperiksa atas dugaan kelalaian.
Sebelumnya diberitakan, resepsi pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar, putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, berubah muram setelah tiga orang meninggal dunia karena desak-desakan saat mengantre makan gratis.
Peristiwa ini terjadi di gerbang barat Alun-alun Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025).
Korban terdiri dari dua warga sipil dan satu anggota kepolisian Polres Garut.
Berdasarkan pantauan Tribunjabar.id di lokasi, kerumunan mulai memadati area setelah salat Jumat.
Warga tampak mengantre di dua gerbang pendopo untuk mendapatkan makanan gratis yang sudah disediakan oleh panitia.
Akan tetapi, situasi tidak terkendali saat warga berdesakan di gerbang hingga menyebabkan korban terinjak-injak.

Sementara itu, dari video yang diterima TribunJabar.id, nampak warga berdesak-desakan di gerbang masuk Pendopo Garut. Ibu-ibu, bapak-bapak, lansia, hingga anak-anak berebut untuk masuk sambil menjulurkan tangan.
Tak sedikit warga yang terdorong hingga jatuh dan terinjak-injak warga lain di belakangnya.
Tampak beberapa orang mengulurkan tangan meminta bantuan setelah jatuh dan terdesak warga lain. Suasana nampak kacau, sementara petugas berusaha membantu warga yang jatuh dan terhimpit.
Daftar Korban Meninggal Dunia
1. Vania Aprilia (8), warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut.
2. Dewi Jubaedah (61), warga Jakarta Utara.
3. Bripka Cecep Saeful Bahri (39), anggota Polres Garut.
Polda Jabar Akan Periksa Pihak Pemkab Garut dan EO Terkait Tragedi Nikahan Anak KDM |
![]() |
---|
Polda Jabar Klarifikasi Keberadaan KDM saat Tragedi Pesta Rakyat di Garut, 11 Saksi Telah Diperiksa |
![]() |
---|
Wagub Jabar Erwan Setiawan Semangati Anak Dedi Mulyadi setelah Tragedi Makan Gratis di Garut |
![]() |
---|
''Hoaks,'' KDM Bantah Ada di Lokasi Pesta Rakyat Nikahan Anaknya di Garut saat Tragedi Maut Terjadi |
![]() |
---|
Polisi Sudah Periksa Berbagai Pihak pada Kasus Makan Gratis Anak Gubernur, Ditangani Polda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.