Tren Main Layangan di Indramayu Bikin Zulkifli Tersenyum, Pedagang Es dan Cilok pun Ikuti Jejaknya

Zulkifli menyampaikan, di kawasan Jembatan Terusan ini awalnya tidak seramai seperti sekarang. 

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ravianto
handhika rahman/tribun jabar
PENJUAL LAYANGAN - Muhammad Zukifli (23), pedagang layangan di areal persawahan Jembatan Terusan, Kecamatan Sindang, Indramayu, Minggu (20/7/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Saat musim angin tiba, main layangan bakal langsung menjadi tren di Kabupaten Indramayu.

Langit pun dihiasi oleh warna-warni layangan.

Seperti yang terlihat di areal persawahan Jembatan Terusan, Kecamatan Sindang, Indramayu, Minggu (20/7/2025).

MAIN LAYANGAN - Warga saat bermain layangan di areal persawahan Jembatan Terusan, Kecamatan Sindang, Indramayu, Minggu (20/7/2025)
MAIN LAYANGAN - Warga saat bermain layangan di areal persawahan Jembatan Terusan, Kecamatan Sindang, Indramayu, Minggu (20/7/2025) (handhika rahman/tribun jabar)

Mohamad Zukifli (23), warga desa setempat sudah memprediksi hal tersebut sedari awal.

Ia pun mencoba mengadu nasib jadi pedagang layangan dadakan dengan menggunakan motor.

Hasilnya, puluhan hingga ratusan layangan bisa ia jual dalam sehari.

Baca juga: Indramayu Heboh: Main Layangan Jadi Hobi Baru Warga, Begini Keseruannya!

“Iya mas, soalnya sekarang lagi boomingnya layangan di sini, hasil jualannya alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Zulkifli menyampaikan, di kawasan Jembatan Terusan ini awalnya tidak seramai seperti sekarang. 

ilustrasi penjual layangan di sawah
PENJUAL LAYANGAN - Muhammad Zukifli (23) (kaos hitam) pedagang layangan di areal persawahan Jembatan Terusan, Kecamatan Sindang, Indramayu, Minggu (20/7/2025).

Ia pun awal mulanya berjualan di areal Gor Singalodra, tapi di sana sepi.

Zulkifli pun mencari spot lain yang sekiranya bakal jadi arena para petarung layangan bermain.

Kebetulan di areal persawahan Jembatan Terusan di desanya itu suka ramai oleh anak-anak. 

Ia pun mencoba membuka lapak di sana, apalagi kondisi jalan irigasi di wilayah setempat juga bagus karena baru saja diperbaiki belum lama ini dan memiliki pemandangan yang indah.

Zulkifli lalu iseng membuat video dan mengunggahnya di media sosial. Siapa sangka, esok harinya kawasan setempat langsung ramai.

“Saya yang pertama mas di sini jualan, terus karena ramai banyak juga yang ikut jualan di sini, tukang cilok, tukang es. Soalnya ramai sih,” ujar dia.

Zulkifli menyampaikan, makin sore, orang yang datang untuk bermain layangan di sana makin ramai lagi.

Jalan di pinggir sawah pun sampai macet oleh kendaraan yang parkir baik mobil maupun sepeda motor.

“Sudah kaya tempat wisata ramainya,” ujar dia.

Sore itu, Zulkifli tampak sibuk melayani para pembeli. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun banyak membeli layangan jualannya.

Layangan itu dibandrol hanya dengan harga Rp 2.000-3.500 per buah. Zulkifli juga menyediakan benang gelasan (benang khusus berlapis bubuk kaca).

Dagangannya itu laris oleh petarung layangan yang kalah bertarung tapi masih penasaran ingin mencoba pertarungan ulang.

Sebagian lagi membeli layangan secara dadakan karena melihat ramainya lokasi setempat oleh warga yang bermain layangan.

“Beli sama gelasannya, sekalian pasangin mas,” ujar seorang pembeli.

Tidak hanya pedagang layangan, UMKM seperti pedagang cilok, pedagang es, siomay, dan masih banyak lagi juga ketiban rezeki berkat tren layangan ini.

Dagangan mereka juga laris manis oleh para petarung layangan.

“Ramai mas, tadi jualan dari jam 15.00 WIB, ada terus yang beli,” ujar Ahmad, pedagang cilok.(*)

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved