Tragedi Nikahan Anak KDM di Garut

Dedi Mulyadi Pastikan Kooperatif jika Maula dan Putri Karlina Diperiksa Polisi terkait Tragedi Garut

Dedi Mulyadi pun menyatakan bakal bersikap kooperatif, jika nantinya Polisi melakukan pemanggilan terhadap anak dan menantunya. 

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
Tribunjabar.id / Adi Ramadhan Pratama
ANAK MANTU DIPERIKSA - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi langsung mengunjungi RSUD dr. Slamet Garut, Jumat (18/7/2025) malam. Dedi Mulyadi menyatakan bakal bersikap kooperatif, jika nantinya Polisi melakukan pemanggilan terhadap anak dan menantunya.  

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tak masalah anaknya Maulana Akbar dan istrinya Putri Karlina diperiksa Polisi, kaitan peristiwa pesta rakyat berujung maut di Garut, kemarin.

Saat ini, Polres Garut tengah melakukan penyelidikan terkait peristiwa kemarin.

Polisi pun telah melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi kejadian, dipimpin langsung oleh Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan.

“Iya, saya orang yang ingin selalu terbuka. Setiap problem yang terjadi yang itu menjadi peristiwa hukum, saya dengan lapang dada dan dengan tangan terbuka bahkan mendukung upaya investigatif atau upaya penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Jabar, lakukan secara transparan agar publik mendapat penjelasan yang objektif,” ujar Dedi, Sabtu (19/7/2025). 

Dedi Mulyadi pun menyatakan bakal bersikap kooperatif, jika nantinya Polisi melakukan pemanggilan terhadap anak dan menantunya. 

Baca juga: Kapolda Jabar Rudi Setiawan Hormat di Makam Bripka Cecep, Sudah Ajukan Kenaikan Pangkat

“Enggak ada masalah. Kan semua orang kedudukannya sama di depan hukum. Mau anak saya, mau diri saya sendiri kan kalau dipanggil harus datang dan memberikan keterangan secara benar,” katanya. 

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, Polisi akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang pada Sabtu (19/7/2025) hari ini.

Meskipun olah TKP telah dilakukan malam sebelumnya, waktu yang terbatas dan kondisi gelap membuat hasilnya belum maksimal.

"Hari ini kita juga akan melakukan olah TKP ulang, karena malam hari tadi belum cukup alokasi waktunya dan tentu terkendala dengan waktu serta kegelapan malam," ujar Hendra.

Dalam olah TKP lanjutan ini, Polda akan melibatkan jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum serta pejabat utama (PJU) lainnya untuk memastikan setiap detail kejadian terungkap dengan jelas.

Menurut Hendra, kejadian tersebut bermula saat pihak keluarga pengantin membagikan 5.000 paket makanan gratis kepada masyarakat.

Penyelenggaraan kegiatan ini dipercayakan kepada sebuah event organizer (EO) yang bekerja sama dengan pemerintah daerah, termasuk Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan aparat kepolisian.

"Masyarakat itu mengantri di luar dari pada pintu-pintu Pendopo. Pengaturan dari EO awalnya membatasi jumlah yang masuk, tapi ternyata masyarakat yang datang dari luar jauh lebih banyak," ucapnya.

Karena keterbatasan ruang dan akses masuk, kerumunan semakin padat. Ketika akses akhirnya dibuka, massa dari luar langsung mendorong masuk, menyebabkan kekacauan yang berujung pada jatuhnya korban.

"Korban mengalami sesak napas dan terinjak-injak. Umumnya luka di bagian kaki, paha, dan pinggang. Itu karena posisi korban sudah terjatuh lalu terinjak dari belakang," ujarnya.

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved