Awal Mula Bullying Dialami Siswa SMA Garut yang Akhiri Hidup, Keterangan Guru BK Ungkap Penyebabnya

Akhirnya kini terungkap awal mula bullying yang dialami siswa SMA di Garut hingga mengakhiri hidup. Keterengan Guru BK mengungkap penyebabnya

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Youtube channel KANG DEDI MULYADI CHANNEL
KASUS PEMBULLYAN: Fuji Lestari, ibu korban P siswa SMA di Garut yang diduga mengakhiri hidup setelah jadi korban bully, curhat pilu saat didatangi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. - Akhirnya kini terungkap awal mula bullying yang dialami siswa SMA di Garut hingga mengakhiri hidup. Keterengan Guru BK mengungkap penyebabnya 

TRIBUNJABAR.ID - Akhirnya kini terungkap awal mula bullying yang dialami siswa SMA di Garut hingga mengakhiri hidup.

Hal ini terungkap setelah sejumlah saksi termasuk Guru BK dan wali kelas korban akhirnya angkat bicara.

Diketahui Guru BK dan wali kelas itu muncul ke publik setelah mediasi bersama orangtua korban yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Mediasi tersebut muncul dalam tayangan di kanal Youtube Dedi Mulyadi, dikutip Sabtu (19/7/2025).

Diberitakan sebelumnya siswa SMAN 6 Garut berinisial P (16) meninggal dunia setelah mengakhiri hidup diduga menjadi korban bully teman dan gurunya.

Baca juga: 2 Sosok Guru Diduga Bully Siswa Garut Sampai Akhiri Hidup, Ibu Korban Curhat Pilu ke Dedi Mulyadi

Akibat bullying tersebut, P mengalami depresi sampai mengakhiri hidup tepat di hari pertama masuk sekolah, Senin (14/7/2025) lalu.

Ibu korban P, Fuji Lestari menceritakan curhatan anaknya sebelum mengakhiri hidup.

Berdasarkan cerita P kepada ibunya, Fuji Lestari, bahwa anaknya dituduh sebagai orang yang melaporkan siswa merokok di kelasnya.

Diketahui siswa yang merokok elektrik (vape) itu berinisial B.

"Ibu sudah tau bahwa ada mendapat informasi dari siswa berinisial B bahwa ada perundungan di skeolah karena siswa itu memberi laporan pada guru bahwa ada anak di kelas menggunakan rokok elektrik ?" tanya Gubernur Jabar Dedi Mulyadi kepada wali kelas P, Yuli, dikutip dari kanal Youtube-nya, Sabtu (19/7/2025).

Namun, soal informasi tersebut sang wali kelas bernama Yuli mengakui adanya kejadian tersebut.

"Ada (kasus penggunaan vape)," ujar Yuli, wali kelas korban.

Lebih lanjut Yuli mengungkap siswa yang merokok elektrik itu merupakan kelas 10.10 yang tak lain teman sekelas korban P.

Namun, Yuli menjelaskan bahwa orang yang melaporkan siswa merokok bukan korban P melainkan siswa dari kelas 11.

"Yang melaporkan ke saya dan BK sebetulnya dari kelas lain bukan dari kelas 10.10. Bukan (dari P). Kami mendapatkan dari kelas lain, tingkat kelas 11.”

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved