Hari Pertama Sekolah Rakyat Polteksos Bandung, Siswa Jalani Tes Talent Mapping Berbasis DNA

Seratus siswa baru di Sekolah Rakyat Polteksos Bandung menjalani pemeriksaan kesehatan dan talent mapping berbasis tes DNA.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman
TES KESEHATAN - Siswa Sekolah Rakyat Polteksos Bandung menjalani kesehatan pada hari pertama masuk sekolah, Senin (14/7/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Seratus siswa baru di Sekolah Rakyat Polteksos Bandung menjalani pemeriksaan kesehatan dan talent mapping berbasis tes DNA. Tes dilaksanakan pada hari pertama pelaksanaan sekolah, Senin (14/7/2025). 

Para siswa datang diantar orang tua masing-masing. Setelah melakukan daftar ulang, mereka kemudian antre melakukan tes kesehatan dan DNA, untuk melihat potensi sebelum dilakukan kegiatan belajar-mengajar.

Direktur Polteksos Bandung, Suharma, mengatakan, tes talent mapping ini dilakukan untuk menggali lebih dalam minat, bakat, dan potensi (talenta) tiap siswa. Tujuannya agar proses pembelajaran bisa lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik masing-masing anak.

Menurutnya, program ini merupakan pendekatan inovatif dalam dunia pendidikan. Talent mapping berbasis tes DNA di Polteksos Bandung, kata dia, bekerja sama dengan Ari Ginanjar University.

Baca juga: Wamensos Ungkap Kesiapan Sekolah Rakyat yang Akan Dibuka Mulai 14 Juli, Tinggal Hal-hal Kecil

"Hasil talent mapping ini akan menjadi fondasi utama dalam penyusunan sistem pembelajaran di sekolah rakyat. Dengan mengetahui peta talenta anak sejak awal, maka pendekatan pendidikan yang diberikan akan lebih tepat sasaran, tidak seragam, dan bisa memaksimalkan potensi setiap individu," ujar Suharma, Senin.

Sekolah Rakyat Polteksos Bandung, kata dia, berisi 100 siswa yang dibagi ke dalam empat rombongan belajar. Terdapat 16 guru serta satu kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama proses pendidikan.

"Proses pembelajaran di sekolah rakyat mengacu pada tiga jenis kurikulum, yaitu kurikulum orientasi yang bertujuan sebagai pengenalan awal terhadap lingkungan dan sistem belajar. Terus juga kurikulum formal pendidikan mengikuti standar pendidikan dari Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen). Dan kurikulum boarding, ini akan fokus pada pembentukan karakter siswa melalui pola pendidikan di lingkungan asrama," katanya.

Baca juga: 10 Contoh Surat Kesan dan Pesan Singkat untuk Kakak Kelas Pendamping MPLS 2025 yang Menyentuh Hati

Salah satu orang tua murid, Cecep Setiawan, bersyukur anaknya dapat masuk sekolah rakyat. Warga Cipedes, Kota Bandung ini mengaku sudah berangkat dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB dengan membawa berbagai perlengkapan untuk kebutuhan anaknya selama menuntut ilmu di sekolah rakyat.

Cecep tak masalah anaknya harus tinggal di asrama selama mengenyam pendidikan di sekolah rakyat. Selain menghemat ongkos, kata dia, anaknya diharapkan dapat lebih fokus belajar. 

“Saya pribadi dan juga mewakili para orang tua lainnya, program ini sangat membantu, terutama di tengah kondisi ekonomi kami yang saat ini sedang tidak stabil, bahkan bisa dibilang sedang mengalami krisis. Alhamdulillah, program ini benar-benar membantu, dan kami sangat berharap bisa terus berlanjut ke depannya," ujar Cecep. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved