Atasi Masalah Sampah Kota Bandung, Unisba Kembangkan Pengolahan Sisa Makanan Jadi Pakan Ternak
Unisba kembangkan inovasi pengolahan sampah sisa makanan menjadi pakan ternak untuk mengatasi permasalahan sampah di Bandung.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Universitas Islam Bandung (Unisba) mengembangkan inovasi pengolahan sampah sisa makanan menjadi pakan ternak untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung.
Dosen Fakultas Teknik Unisba sekaligus Pegiat Food Waste, Prof Ina Helena Agustina, mengatakan inovasi pengolahan food waste itu dikembangkan melalui kolaborasi Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, serta LPPM Unisba.
Menurut Ina, inovasi tersebut untuk menjawab permasalahan sampah di Kota Bandung yang hampir 45 persennya merupakan sisa makanan, dan mayoritas masih ditangani menggunakan metode tradisional yang berisiko tinggi terhadap lingkungan.
"Untuk menjawab persoalan tersebut, Unisba mengembangkan model pengolahan food waste menjadi pakan ternak," kata Ina Helena Agustina dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/7/2025).
Baca juga: Pemprov Jabar Diminta Kebut Program 3 Juta Rumah, Percepat Hunian Layak Bagi Warga Bergaji Rendah
Ina yang merupakan Ketua Program Studi Magister Perencanaan Wilayah & Kota Unisba mengatakan, model itu telah diuji coba menggunakan limbah dari lima Rumah Makan Ampera, kemudian diolah, dan menghasilkan pakan ikan serta unggas yang standar nutrisinya cukup tinggi.
Model tersebut juga melibatkan rumah tangga, mahasiswa, dan komunitas lokal, serta memperkenalkan konsep laboratorium edukasi di TPS sebagai pusat pembelajaran masyarakat.
Pihaknya pun turut mengenalkan teknologi insinerator plasma dingin, yakni alat ramah lingkungan yang dapat memusnahkan sampah tanpa emisi tinggi dan tanpa bahan bakar tambahan.
Teknologi tersebut tengah dalam proses pematenan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) oleh LPPM Unisba dengan nomor S00202503097 pertanggal 8 April 2025.
"Seluruh inisiatif ini merupakan bagian dari visi Unisba menuju kampus bebas karbon, yang mencakup pemanfaatan energi terbarukan, edukasi publik, serta sistem insentif untuk pengumpulan sampah rumah tangga," ujar Ina Helena Agustina.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Darto, mengatakan bahwa saat ini Kota Bandung saat ini menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, dan timbulan hariannya mencapai 1496 ton.
Baca juga: Sosok Junior Palacios Pemain Asing Kesembilan Bidikan Persib Bandung, Ancaman Bagi Lord Henhen
Ia mengakui, krisis tersebut semakin kompleks setelah kebakaran TPA Sarimukti pada Agustus 2023, sehingga Pemkot Bandung memperkuat strategi pengurangan, pemilahan, dan pemanfaatan sampah.
Di antaranya melalui program Kang Pisman, pembangunan TPST dan TPS3R, penguatan Bank Sampah, hingga pembentukan Kawasan Bebas Sampah di 481 RW se-Kota Bandung.
Namun dari 1496 ton sampah yang dihasilkan Kota Bandung setiap harinya, hanya kira-kira 331 ton sampah berhasil direduksi, sehingga masih menyisakam 365 ton sampah yang belum tertangani.
"Kolaborasi lintas sektor merupakan kunci dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang mandiri dan berkelanjutan, contohnya inovasi Unisba tentang pengolahan sampah menjadi pakan ternak," kata Darto. (*)
Jadi Posko Darurat, Korban Demo di Bandung Dilarikan ke Unisba |
![]() |
---|
Ambulans Bolak-Balik, Tiga Pendemo DPRD Jabar Dirujuk ke Rumah Sakit: 81 Orang Ditangani Unisba |
![]() |
---|
Puluhan Pendemo di DPRD Jabar Alami Sesak Napas, Diboyong ke Unisba Pakai Ambulans |
![]() |
---|
Inovasi Mahasiswa Politeknik STIA LAN Solusi Sampah & Pembangunan Berkelanjutan di Desa Pagerwangi |
![]() |
---|
IATL ITB Membangun Kelembagaan Lokal untuk Atasi Persoalan Sampah di Kota Bandung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.