Dedi Mulyadi dan Pramono Anung Tak Beri Salam hingga Saling Sindir lewat Pidato, Perang Dingin?

Pramono Anung dan KDM tak memberikan salam ketika masing-masing mendapat kesempatan untuk berpidato. Keduanya bahkan saling sindir lewat pidato.

Kolase Tribun Jakarta
PRAMONO VS KDM - Hubungan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Gubernur Jakarta Pramono Anung nampak tidak sedang baik-baik saja. Kedua gubernur itu tampak terlibat perang dingin. 

"Kemarin, ketika banjir, saya mengalami, Pak Andra Soni (Gubernur Banten) mengalami, para gubernur juga mengalami. Ketika di Jakarta banjir tiga empat hari lalu, belum pernah terjadi banjirnya itu bersamaan," katanya.

Menurutnya banjir disebabkan hujan deras, air kiriman dari Bogor, dan pasang air laut.

Baca juga: Ikuti Arahan Gubernur, Bupati Majalengka Terbitkan SE Jam Masuk Sekolah, Mulai Berlaku 16 Juli 2025

Namun, kata Pramono, persoalan banjir dapat diselesaikan dengan cepat karena Jakarta memiliki pompa.

"Saya monitor sendiri apa pompanya sudah dijalankan. Alhamdulillah besoknya Jakarta praktis..., ya mohon maaf pak Andra Soni, infrastrukturnya sudah siap, pompanya hampir 1.000 lebih, sehingga bisa tertangani," kata Pramono Anung.

Pramono Anung juga memamerkan keberhasilannya menekan angka kemacetan di DKI. Hal itu dilakukan dengan menambah rute Trans Jabodetabek.

"Saya merubah Transjakarta menjadi Trans Jabodetabek. Sekarang ini (melayani) orang dari PIK 2 ke Blok M, Alam Sutra ke Blok M, Bogor ke Blok M, Sawangan ke Pondok Labu, Bekasi ke Dukuh Atas. Kami buka rute baru. Pagi hari sebelum jam 7 hanya Rp 2.000, setelah jam 7 Rp 3.500," katanya.

Pramono mengaku sengaja memaksakan program tersebut demi mengubah kebiasaan masyarakat.

Dengan adanya strategi itu, kata Pram, masyarakat yang terbiasa naik kendaraan pribadi beralih ke transportasi umum.

"Kenapa Jakarta memaksakan ini? untuk mengubah karakter dari kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi menjadi mau naik transportasi umum," katanya.

Strategi tersebut juga menurutnya sudah sangat terasa. Hal ini terlihat dari hasil survei dari lembaga luar negeri yang menempatkan Jakarta di posisi lima kota termacet di Indonesia.

Posisi nomor satu, kata Pramono Anung, adalah Bandung sebagai kota termacet.

"Apa hasilnya? Ini baru kurang lebih 2 bulanan. Hasil ketika Timo mensurvei, Jakarta yang biasanya ranking satu di Indoneia dan selalu kota termacet, 10 besar di dunia, sekarang nomor satunya Bandung, mumpung Gubernur Jawa Barat belum ada," katanya disambut gelak tawa.

"Nomor satu Bandung, dua Medan, nomor tiga Palembang, nomor empat Surabaya, Jakarta nomor lima dan di dunia Jakarta nomornya adalah 90," kata Pramono Anung.

Baca juga: Pramono Diminta DPRD dan Warganya Atasi Tawuran Pakai Cara Dedi Mulyadi, Gubernur DKI Pilih Beda

Dingin

Pada kesempatan berikut, ketika mendapat kesempatan berbicara di podium, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi membalas sindiran Pramono. Menurutnya meski Bandung macet, udaranya tetap dingin.

Halaman
123
Sumber: Tribun bekasi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved