Persib Bandung

SOSOK Umuh Muchtar Orang Paling Royal dan Loyal di Persib, Tolak Bonus Persib Hasil Patungan PNS

HAJI Umuh Muchtar, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) adalah yang paling royal dan loyal kepada Persib.

|
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Ravianto
zoom-inlihat foto SOSOK Umuh Muchtar Orang Paling Royal dan Loyal di Persib, Tolak Bonus Persib Hasil Patungan PNS
deni denaswara/tribun jabar
UMUH MUCHTAR - HAJI Umuh Muchtar, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) adalah sosok yang paling royal dan loyal kepada Persib. Ini sudah dilakukan jauh sebelum kehidupannya semapan sekarang.

"Saya coba dengan 30 potong celana dahulu, dikreditkan dalam tiga bulan. Ternyata responsnya baik, semua suka. Orang banyak minta. Akhirnya nyaris 70 persen orang pabrik mengambil celana dari saya. Bisa habis 250-300 potong," kata Umuh.

Dia menggambarkan keuntungannya dahulu dengan ilustrsi gaji seribu. Jika dia mendapatkan gaji Rp 1.000 dari perusahaan, dia dari usaha jualan celana mendapatkan keuntungan Rp 30.000.

Usaha celana itu terus dikembangkan. Bahkan celana disebar ke setiap afdeling dengan sistem kredit yang sama.

Dari bagian administrasi, dia kemudian ditarik ke bagian produksi. Di bagian inilah Umuh mulai bermain dalam urusan usaha limbah.

Limbah yang pertama kali dia jual berasal dari dalam pabrik di mana dia bekerja. Ketika itu, banyak sekali limbah logam campuran bernama kuningan.

"Say usaha limbah selama di Philips saja. Saya jual kuningan. Uangnya besar. Untungnya terus dibagi-bagi," kata Umuh.

Guratan nasib baik tampaknya tidak berhenti di urusan limbah. Umuh kemudian menjadi juragan tanah. Berawal dari tanah milik orang tuanya yang terkena pembebasan untuk proyek sungai.

Uang hasil pembebasan lahan itu dipakai kedua orang tua Umuh untuk berangkat haji. Uang sisa dari ongkos haji, kata Umuh, dititipkan orang tuanya kepadanya.

"Itu tahun 1973. Karena saya pegang uang titipan itu, saya beli tuh tanah yang mau kena proyek dan belum dibebaskan. Saya beli dengan harga pantas dan dengan pembayaran segera, terus saya jual dengan cara kavling. Masyarakat mau saja menjual ke saya karena saya bayarnya jelas dan segera, daripada mereka jual ke calo (makelar)," kata Umuh.

Dia mengatakan, sejak tahun itu hingga 1985, dia terus berbisnis jual beli tanah. Dia mengatakan, jual beli tanah seperti jual beli kacang goreng.

Pada rentang waktu berbisnis tanah itu, pabrik tempatnya bekerja bangkrut. Tepatnya pada 1984, pabrik melelang semua alat-alat dan komponen untuk pembuatan televisi dan radio.

Umuh yang semakin tajam perhitungannya dalam berbisnis bertanya ke pabrik bagaimana harga komponen-komponen itu yang kemudian berlanjut pada kesepakatan Umuh untuk mencarikan lubang penjualannya.

Dia pergi ke Banceuy, menemui para tukang servis televisi dan radio, juga bertemu dengan orang yang tahu ke mana komponen dari pabrik akan dilempar.

"Wah, komponen itu jutaan biji. Saya beri 10 persen untuk perusahaan, dan orang Belanda-nya mau. Di situ uang berlimpah," katanya.

Dalam kelimpahan uang itu, Umuh yang dahulu hanya bobotoh, semakin royal kepada Persib. Dia mengaku tak pernah punya tedeng aling-aling dalam memberikan bonus kepada para pemain Persib. Apalagi saat usahanya semakin merambah ke bisnis percetakan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved