Sungai Citarum di Karawang Berubah Warna jadi Biru Disorot Anggota DPR, Jalal Abdul Nasir Akan Kawal

Legislator PKS dari Jawa Barat menyebut bahwa masyarakat Karawang, sebagai salah satu daerah hilir dari Citarum, sudah terlalu sering menjadi korban

Editor: Ravianto
Istimewa/ dok Husna Mubarok
SUNGAI CITARUM - Warga Karawang, Jawa Barat, dihebohkan dengan berubahnya warna air Sungai Citarum menjadi biru tosca, Sabtu (21/6/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, KARAWANG - Sungai Citarum yang melintas di daerah Teluk Jambe, Karawang tiba-tiba berubah warna menjadi biru kehijauan pada Sabtu (21/6/2025) siang.

Perubahan warna ini diduga kuat diakibatkan oleh pencemaran limbah dari salah satu pabrik kertas di Karawang, Jawa Barat.

Perubahan warna air sungai itu terjadi mulai dari wilayah Desa Telukjambe dan Desa Puseurjaya, Kecamatan Telukjambe Timur.

Anggota Komisi XII DPR, Jalal Abdul Nasir, menyoroti perubahan warna air Sungai Citarum yang mendadak menjadi biru kehijauan di wilayah Karawang, Jawa Barat.

Dari informasi yang ada, diduga kuat perubahan warna akibat limbah industri yang mengalir ke sungai. Salah satu pabrik kertas dilaporkan sebagai sumber dugaan pencemaran tersebut.

Jalal pun meminta agar pemerintah daerah dan otoritas terkait segera mengambil langkah cepat, tegas, dan transparan. 

Menurut Jalal, insiden ini menunjukkan bahwa pengawasan lingkungan, khususnya terhadap aktivitas industri di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, masih sangat lemah dan berisiko tinggi terhadap kesehatan ekosistem maupun masyarakat.

Legislator PKS dari Jawa Barat itu menegaskan bahwa Sungai Citarum adalah urat nadi kehidupan jutaan warga Jawa Barat. 

“Jika kualitas airnya terganggu oleh limbah beracun, maka dampaknya tidak hanya terbatas pada ekosistem sungai, tapi juga dapat menyentuh sektor pertanian, perikanan, hingga kesehatan warga,” ujar Jalal kepada wartawan, Kamis (27/6/2025).

Dia menyebut bahwa masyarakat Karawang, sebagai salah satu daerah hilir dari Citarum, sudah terlalu sering menjadi korban dari pencemaran berulang.

Jalal juga menyoroti bahwa kejadian ini mencerminkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas program Citarum Harum yang selama ini dijalankan pemerintah. 

Program yang digagas untuk menyelamatkan salah satu sungai paling tercemar di dunia itu harus dikawal secara serius dan akuntabel. 

“Peristiwa seperti ini tidak hanya berakhir pada pernyataan keprihatinan, tapi ditindaklanjuti dengan investigasi ilmiah, penegakan hukum, dan publikasi hasil yang bisa diakses oleh masyarakat,” ungkapnya 

Jalal memastikan siap mengawal proses ini agar tidak berhenti pada wacana. 

Jalal kembali mengingatkan bahwa menjaga Sungai Citarum adalah tanggung jawab bersama, dan negara tidak boleh abai. Menurutnya, air yang tercemar adalah simbol krisis yang tidak bisa ditunda-tunda penanganannya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved