PCOS Tantangan Bisa Hamil Atau Tidak?
TRIBUNJABAR.ID - Bagi sebagian perempuan, perjalanan menuju kehamilan bukanlah hal yang mudah. Salah satu penyebab utama dari tantangan ini adalah Pol
TRIBUNJABAR.ID - Bagi sebagian perempuan, perjalanan menuju kehamilan bukanlah hal yang mudah. Salah satu penyebab utama dari tantangan ini adalah Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), sebuah gangguan hormonal yang kerap terjadi pada wanita usia subur.
Menurut dr. Donny Damiar Santoso Lukman, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Santosa Hospital Bandung Kopo (SHBK), PCOS adalah kondisi yang kompleks namun bukan akhir dari harapan untuk memiliki buah hati.
"PCOS merupakan gangguan hormonal yang didiagnosis dengan minimal dua dari tiga gejala utama yakni, kelebihan hormon androgen, gangguan siklus haid, dan gambaran USG ovarium yang menunjukkan kista-kista kecil," jelasnya.
PCOS tidak jarang muncul dengan gejala yang cukup jelas namun sering diabaikan.
"Sering kali perempuan baru menyadari ada masalah saat mereka mulai merencanakan kehamilan dan mengalami kesulitan," katanya.
Diperkirakan sekitar 1 dari 10 perempuan usia reproduktif di Indonesia mengalami PCOS, bahkan angka ini bisa lebih tinggi pada kalangan remaja. Namun yang menjadi tantangan utama adalah kurangnya kesadaran dan deteksi dini.
Salah satu gejala paling umum dari PCOS adalah gangguan siklus haid. Perempuan dengan PCOS bisa mengalami haid yang jarang datang, sangat tidak teratur, atau bahkan tidak datang sama sekali selama beberapa bulan. Siklus menstruasi bisa memanjang hingga lebih dari 35 hari atau hanya terjadi beberapa kali dalam setahun.
Selain itu, kadar hormon androgen yang tinggi pada penderita PCOS dapat memicu timbulnya jerawat membandel, terutama di area wajah, dada, dan punggung. Kulit juga cenderung lebih berminyak dari biasanya.
Gejala lain yang menonjol adalah tumbuhnya rambut secara berlebihan di area yang biasanya tidak dialami wanita, seperti dagu, dada, perut, dan punggung. Ini disebabkan oleh dominasi hormon androgen (hormon laki-laki) dalam tubuh.
Di sisi lain, rambut kepala justru bisa menipis, terutama di bagian depan atau tengah kepala, menyerupai pola kebotakan pada pria.
Wanita dengan PCOS cenderung lebih mudah mengalami kenaikan berat badan, terutama di bagian perut. Bahkan dengan pola makan dan olahraga yang normal, berat badan bisa tetap meningkat. Obesitas dapat memperburuk ketidakseimbangan hormon dan meningkatkan risiko resistensi insulin.
Sebagian penderita PCOS mengalami penggelapan kulit di area tertentu seperti leher bagian belakang, ketiak, atau selangkangan. Kondisi ini disebut akantosis nigrikans dan sering dikaitkan dengan resistensi insulin.
Banyak pasien PCOS yang juga melaporkan sering merasa lelah, mengalami perubahan suasana hati, kecemasan, atau bahkan depresi ringan. Ini dapat berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon serta gangguan metabolik yang menyertainya.
"Padahal jika diketahui lebih awal, banyak kasus PCOS bisa ditangani sehingga peluang kehamilan tetap terbuka," ungkapnya.
Menurut dr. Donny, hambatan terbesar bagi pasien PCOS untuk hamil terletak pada gangguan ovulasi.
| Era Digital dan Tekanan Sosial, Bagaimana Peran Orang Tua Mendampingi Remaja |
|
|---|
| Era Digital dan Tekanan Sosial, Bagaimana Peran Orang Tua Mendampingi Remaja? |
|
|---|
| Santosa Hospital Bandung Central Edukasi Publik Lewat Seminar Jantung |
|
|---|
| ASI Eksklusif 6 Bulan, Investasi Kesehatan dan Kecerdasan Anak Sejak Dini |
|
|---|
| Nyeri Sendi Tak Selalu Biasa: Kapan Harus ke Dokter Reumatologi? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/PCOS-Tantangan-Bisa-Hamil-Atau-Tidak.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.