Anemia Bukan Penyakit Bawaan, Ini Kelompok Umur yang Rentan Terserang dan Pemicunya

Masyarakat seringkali salah kaprah, mengira bahwa anemia adalah penyakit genetik atau bawaan sejak lahir. 

Editor: Ravianto
mayo clinic
ANEMIA - Infografis anemia aplastik, penyakit kelainan darah langka. Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K), anemia bukan sekadar soal tubuh terasa lemas.  

Masyarakat seringkali salah kaprah, mengira bahwa anemia adalah penyakit genetik atau bawaan sejak lahir. 

Padahal, lebih dari 80 persen kasus anemia justru berasal dari gaya hidup yang kurang sehat, terutama pola makan.

“Anemia bawaan seperti thalassemia atau sickle cell anemia memang ada, tapi kasusnya jauh lebih sedikit. Sebagian besar karena kurang zat besi, kurang vitamin B12, atau kekurangan protein,” jelasnya.

Kekurangan zat-zat tersebut menghambat produksi sel darah merah baru dalam sumsum tulang. 

Dalam jangka panjang, tubuh tidak bisa menggantikan sel darah yang rusak secara optimal.

Selain itu, beberapa penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal, atau infeksi kronik juga dapat menyebabkan anemia, tapi jumlahnya relatif lebih kecil dibandingkan anemia akibat gizi buruk.

Siapa yang Rentan Terkena?

Menurut dr. Andi, kelompok usia rentan bukan hanya anak-anak atau lansia, tapi juga orang dewasa aktif, terutama mereka yang menjalani gaya hidup modern yang serba cepat.

“Sekarang kita sering temukan pasien yang secara fisik terlihat sehat, bahkan berat badan ideal. Tapi setelah diperiksa, zat besi dan vitaminnya kurang,” ungkapnya.

Masalah ini sering terjadi karena pola konsumsi yang tidak seimbang.

Banyak orang terbiasa mengonsumsi makanan cepat saji atau tinggi kalori (gula, tepung, dan lemak), namun rendah mikronutrien seperti zat besi, folat, atau vitamin B12.

“Mungkin gulanya cukup, bahkan over. Tapi mikronutriennya kurang. Enggak suka sayur, jarang makan ikan. Akhirnya anemia,” tambahnya.

Di sisi lain, dr Andi menilai literasi gizi di masyarakat masih rendah. Banyak orang belum tahu pentingnya keseimbangan nutrisi. 

Dalam keluarga, yang diajarkan mungkin hanya soal ‘makan sampai kenyang’, bukan soal kualitas gizi.

“Anemia ini banyak terjadi karena didikan sejak kecil. Kalau dalam keluarga atau lingkungan sekitar enggak mencontohkan makan bergizi seimbang, ya akhirnya terbawa terus sampai dewasa,” tutupnya.(*)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved