TPA Kopi Luhur Cirebon Siap Dibenahi Gunakan Sistem Sanitary Landfill, DLH: Anggarannya Terbatas

Sistem open dumping yang selama ini digunakan akan diubah secara bertahap menjadi sanitary landfill yang lebih ramah lingkungan.

Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
SOROTI OPEN DUMPING - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq menyoroti pola pengelolaan sampah secara open dumping di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, saat melakukan kunjungan kerja, pada Jumat (13/6/2025). 

TRIBUNJABAR.ID.COM, CIREBON- Pemerintah Kota Cirebon melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mulai menyiapkan langkah-langkah untuk membenahi sistem pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti. 

Sistem open dumping yang selama ini digunakan akan diubah secara bertahap menjadi sanitary landfill yang lebih ramah lingkungan.

Perubahan ini merupakan tindak lanjut dari sanksi administratif yang dijatuhkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sejak 7 Maret 2025 lalu.

Pemkot diberi waktu 180 hari untuk menghentikan praktik pembuangan sampah terbuka, sebelum sanksi pidana diberlakukan.

“Saat ini sistem yang kami terapkan masih kontrol landfill, tetapi ke depan kami siapkan untuk menuju sanitary landfill secara bertahap,” ujar Kepala DLH Kota Cirebon, Yuni Darti, Jumat (13/6/2025).

Meski demikian, Yuni mengakui, bahwa keterbatasan anggaran menjadi kendala utama untuk mempercepat transformasi sistem TPA tersebut.

“Anggaran memang menjadi tantangan."

"Tapi kami optimistis, karena ada dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi. Itu memberi harapan baru,” ucapnya.

TPA Kopi Luhur sendiri memiliki luas 14,2 hektare, namun baru sekitar 6,2 hektare yang dimanfaatkan secara aktif. 

Masih ada ruang cukup untuk pengembangan sanitary landfill.

“Kami sudah siapkan lahannya, tinggal menunggu dukungan anggaran agar proses pembangunan bisa segera dimulai,” jelas dia. 

Menurutnya, Kota Cirebon sebenarnya pernah memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik, yakni di lokasi eks Grenjeng dan itu akan menjadi acuan dalam menata ulang TPA Kopi Luhur.

“Kami ingin kembalikan standar pengelolaan sampah seperti dulu, dan memulai dari TPA Kopi Luhur yang sekarang jadi satu-satunya lokasi pembuangan akhir di kota ini,” katanya.

DLH mencatat, volume sampah yang masuk ke TPA Kopi Luhur setiap harinya berkisar antara 150 hingga 250 ton, dengan lonjakan terjadi di akhir pekan.

Volume ini dinilai masih bisa ditampung, tetapi pengelolaan yang terstruktur tetap diperlukan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved