Pergerakan Tanah di Purwakarta

Pergerakan Tanah di Pasir Munjul Purwakarta Ancam Tol Cipularang, 3 hari Sudah Geser 20 Meter

BPBD Provinsi Jawa Barat bersama BPBD Kabupaten Purwakarta pada Sabtu (14/6/2025) pagi mengungkapkan bahwa tanah di wilayah tersebut terus bergerak

|
Penulis: Deanza Falevi | Editor: Ravianto
Twitter @TMCPoldaMetro
ANCAM TOL CIPULARANG - Foto Jalan Tol Cipularang kilometer 92.900 Kampung Pasir Munjul, Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Pergerakan tanah di Pasir Munjul mengancam Tol Cipularang karena jaraknya dekat. 

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cigintung, Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, hingga Sabtu (14/6/2025) siang, masih terus berlangsung.

Tanah dilaporkan bergerak setiap 10 menit sekali, dengan total pergeseran mencapai 20 meter dari titik awal sejak pertama kali dilaporkan pada Rabu (11/6/2025) kemarin.

Informasi yang didapat Tribunjabar.id dari BPBD Purwakarta, bencana ini menyebabkan dampak yang cukup serius.

 Sebanyak 72 rumah warga kini terdampak, di antaranya 48 rumah mengalami kerusakan berat hingga ambruk, sementara sisanya mengalami rusak ringan dan sedang.

Kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat memperingatkan potensi bahaya meluas hingga ke objek vital nasional, Tol Cipularang, yang hanya berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi terdampak.

Pengamatan langsung yang dilakukan BPBD Provinsi Jawa Barat bersama BPBD Kabupaten Purwakarta pada Sabtu (14/6/2025) pagi mengungkapkan bahwa tanah di wilayah tersebut terus bergerak aktif. 

Akibatnya, sejumlah rumah mengalami kerusakan berat dan ambruk, serta akses jalan penghubung antarwilayah pun turut terdampak.

“Pergerakan tanah sangat masif dan cukup mengkhawatirkan. Jika tidak segera ditangani, bisa merembet ke Tol Cipularang yang merupakan jalur vital nasional,” ujar Kepala BPBD Jawa Barat, Teten Ali Mulku Engkun kepada wartawan, Sabtu (14/6/2025).

BPBD pun mendesak agar Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) segera turun tangan melakukan asesmen lebih lanjut, guna mengetahui tingkat kerawanan dan potensi bahaya lanjutan dari fenomena ini.

Hingga kini, tercatat sebanyak 206 warga terdampak telah meninggalkan rumah mereka yang mengalami kerusakan. 

Sebanyak 48 orang di antaranya mengungsi ke balai desa setempat, sementara sisanya memilih tinggal di rumah kerabat untuk sementara waktu.

"Kerusakan yang terus bertambah menjadi kekhawatiran tersendiri, terutama karena potensi bahaya ini tidak hanya mengancam pemukiman warga, tetapi juga infrastruktur strategis nasional," kata Teten.

Dilihat Tribunjabar.id di lokasi, pihak BPBD bersama tim gabungan masih terus melakukan pemantauan intensif dan langkah-langkah mitigasi di lapangan, sembari menunggu asesmen resmi dari pihak geologi.(*)

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved