RSUD Bayu Asih Purwakarta Luncurkan Program BAYARIN, Bantu Warga Purwakarta Lunasi Tunggakan BPJS
RSUD Bayu Asih meluncurkan program kolaboratif yang bertujuan membantu peserta BPJS Kesehatan yang menunggak iuran.
Penulis: Deanza Falevi | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Kabupaten Purwakarta meluncurkan inovasi sosial terbaru bertajuk BAYARIN, sebuah program kolaboratif yang bertujuan membantu peserta BPJS Kesehatan yang menunggak iuran.
Program ini tak hanya menjadi solusi finansial, tetapi juga simbol semangat gotong royong untuk pelayanan kesehatan yang lebih inklusif.
Baca juga: Rumitnya Birokrasi Pemkab Sukabumi dan BPJS Hingga Raya Meninggal Tanpa Jaminan Kesehatan
BAYARIN, singkatan dari Bantu Biaya Iuran Nunggak, hadir sebagai respons atas tingginya jumlah peserta BPJS yang tidak aktif di Purwakarta.
Berdasarkan data per Agustus 2024, tercatat 268.562 peserta dari total 1.031.741 telah nonaktif. Kondisi ini berdampak langsung pada layanan rumah sakit, terutama pasien rawat inap yang terpaksa beralih menjadi pasien umum, yang berisiko menambah beban piutang rumah sakit.
"Piutang RSUD Bayu Asih sudah menembus Rp 1,2 miliar hingga akhir 2024, dan ini tidak bisa dibiarkan. Harus ada terobosan berbasis kolaborasi," ujar Direktur RSUD Bayu Asih, Tri Muhammad Hani, pada Kamis (21/8/2025).
Mengusung pendekatan Pentahelix, kolaborasi antara akademisi, dunia usaha, pemerintah, komunitas, dan media, program ini melibatkan berbagai pihak untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan iuran BPJS Mandiri kelas III yang tertunggak.
"Program ini bukan sekadar teknis bantuan. Ini adalah upaya membangun ekosistem kolaboratif yang peduli dan bertanggung jawab terhadap keberlangsungan layanan kesehatan," kata Hani.
Inovasi BAYARIN, kata dia, juga diperkuat oleh aplikasi berbasis web yang dikembangkan dengan framework Laravel dan database MySQL.
Melalui aplikasi ini, lanjut Hani, pasien bisa mengajukan bantuan secara online. Permohonan akan diverifikasi oleh tim CSR rumah sakit dan ditindaklanjuti oleh para donatur, seperti BAZNAS, lembaga filantropi, maupun perusahaan dengan program CSR.
Yang menarik, Hani mengataka, donatur dapat memilih untuk membantu sebagian atau seluruh iuran pasien, dan seluruh prosesnya dipantau secara real-time melalui dashboard transparan yang bisa diakses para pemangku kepentingan.
Baca juga: Duh, Banyak BPJS Kesehatan Warga Maleber Ciamis Tiba-tiba Nonaktif, Lurah Fokus Bantu yang Mendesak
Program BAYARIN dirancang dalam tiga fase pelaksanaan, yakni jangka pendek (0–2 bulan), pembentukan tim pelaksana, pemetaan peserta tidak aktif, dan peluncuran aplikasi.
Kemudian, jangka menengah (2–6 bulan), perluasan jaringan kolaborasi dan kampanye edukasi kepada publik.
Lalu yang ketiga, jangka panjang (6–12 bulan), integrasi ke kebijakan daerah, penguatan ekosistem digital BPJS, dan replikasi ke wilayah lain.
Target besarnya, kata Hani, adalah menurunkan jumlah pasien rawat inap BPJS nonaktif hingga di bawah 10 persen, dan menjadikan BAYARIN sebagai model nasional solusi pelayanan kesehatan berbasis gotong royong.
"Program BAYARIN adalah ajakan terbuka. Kami mengundang semua elemen, masyarakat, pelaku usaha, hingga pemerintah, untuk menjadi bagian dari perubahan ini," ucap Hani.(*)
Gempa Bekasi M 4,9 Terasa hingga Purwakarta, Warga Panik Berhamburan Keluar Rumah |
![]() |
---|
Bak Langit dan Bumi, Gaji Guru Honorer di Purwakarta Rp 400 Ribu, DPRD Kantongi Hampir Rp 40 juta |
![]() |
---|
RSUD Bayu Asih Purwakarta Tambah Layanan Cuci Darah, Kini Siapkan 30 Mesin Hemodialisis |
![]() |
---|
Kado HUT ke-80 RI, Bupati Purwakarta Hapus Tunggakan PBB 1994-2024 |
![]() |
---|
Sejarah RSUD Bayu Asih Purwakarta: Berdiri Sebelum Kemerdekaan RI, Jadi Benteng Perjuangan Kesehatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.