STOP Anggap Demensia atau Pikun Hal Biasa, Tanpa Penanganan Bisa Berdampak Pada Penderita

- Kondisi pikun atau demensia pada seseorang yang sudah berada di usia lanjut ternyata bukanlah hal yang biasa.

istimewa
BAHAYA DEMENSIA - Para narasumber dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional, Alzheimer Indonesia (ALZI) Regional Bandung bersama Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia (FK UPI) di Gedung Arsip dan Perpustakaan, Jawa Barat Minggu (1/6/2025). Acara ini sekalugus sosialisasi bahaya demensia kepada masyarakat. 

TRIBUNJABAR.ID - Kondisi pikun atau demensia pada seseorang yang sudah berada di usia lanjut ternyata bukanlah hal yang biasa.

Dalam arti kata lain, kondisi pikun pada seseorang sebenarnya bukanlah hal yang harus dimaklumi sebagaimana selama ini setiap orang hampir menganggap hal ini sebagai kondisi yang wajar. 

Menurut pengurus ALZI Bandung, sekaligus dokter spesialis saraf, dr Noveline Sagita, demensia bukanlah hal yang biasa.

Hal itu diungkapkannya dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional, Alzheimer Indonesia (ALZI) Regional Bandung bersama Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia (FK UPI) sekalugus sosialisasi demensia kepada warga di Gedung Arsip dan Perpustakaan, Jawa Barat Minggu (1/6/2025).

Sosialisasi ini juga sekaligus untuk meningkatkan kesadaran warga tentang demensia atau kondisi pikun yang kerap dianggap wajar dan mengajak untuk meningkatkan kewaspadaan sejak dini.

Baca juga: Dehidrasi Diturunkan Taksi Gelap di Gurun, WNI Nekat ke Mekkah Tanpa Visa Haji Ditemukan Meninggal

“Pikun itu bukan hal yang biasa. Ini bukan sesuatu yang bisa dimaklumi. Menurut data global, setiap tiga detik, satu orang di dunia terkena demensia,” kata dr Noveline Sagita. 

Novelina Sagita menyebut pentingnya deteksi dini karena kesadaran masyarakat Indonesia terhadap penyakit ini masih rendah. 

Padahal, tanpa penanganan dampaknya bisa meluas hingga mengganggu kehidupan sosial penderita.

“Demensia itu seperti fenomena gunung es. Banyak yang mengalami, tapi tidak sadar. Kalau tidak dideteksi dan diobati sejak dini, gejalanya bisa memburuk; mudah marah, gelisah, bahkan kabur dari rumah,” katanya.

Meski umumnya menyerang usia di atas 60 tahun, Noveli mengingatkan bahwa demensia juga bisa muncul di usia muda.

“Saya punya pasien usia 30-an. Jadi semua usia harus waspada,” ungkap Noveline

Noveline Sagita juga menjelaskan bahwa beberapa faktor risiko tidak bisa dihindari seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga.

Baca juga: Jay Idzes Kaget Melihat Gaya Bermain Beckham Putra dan Stefano Lilipaly, Ini Tanggapan Sang Kapten

Namun menurutnya ada banyak faktor lain yang bisa dikoreksi seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol, jarang olahraga, hingga obesitas.

“Pencegahan bisa dilakukan dengan pola hidup sehat. Terapi obat hanya bisa memperlambat perkembangan penyakit, namun latihan peningkatan fungsi otak juga penting,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini, masyarakat juga mendapatkan pemeriksaan memori secara gratis bagi lansia serta edukasi tentang deteksi dini gejala demensia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved