Perang Terbuka Dedi Mulyadi dengan DPRD Jawa Barat, KDM: Ngaku Berpihak kepada Rakyat

Kisruh antara pihak eksekutif dengan legislatif di Jawa Barat kian mengemuka. Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, mempersoalkan aksi anggota DPRD Jabar.

Editor: Giri
Tribun Jabar/Adi Ramadhan Pratama/arsip
KUNJUNGAN KERJA - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat kunjungan kerja kegiatan sosialisai Koperasi Merah Putih (KPM) di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung pada Kamis (15/5/2025). Dedi menyentil aksi anggota DPRD Jabar yang tak datang dalam Munresbang di Kabupaten Cirebon. 

"Negara dibentuk berdasarkan trias politika, dia tidak bisa berjalan sendiri. Bagaimanapun sesama lembaga harus ada etika, saling menghargai, tidak bisa berjalan sendiri," tutur Doni.

"Kalau memang tidak butuh DRPD, ya udah tidak dibahas raperda di DPRD," ucap dia.

Doni pun mendesak Dedi Mulyadi untuk mengklarifikasi pidatonya saat Musrenbang di Cirebon.

Ia mengancam, Fraksi PDIP ogah terlibat apapun dengan Dedi, sebelum mantan Bupati Purwakarta itu memberikan penjelasannya.

"Kalau Gubernur tidak klarifikasi, apapun yang Gubernur ajukan untuk dibicarakan di DPRD, Fraksi PDIP tidak mau terlibat," ujar Doni.

Diketahui, pada 7 Mei 2025, Dedi menghadiri Musrenbang di Cirebon.

Dalam kesempatan itu, ia membahas soal pembangunan di hadapan para Kepala Desa (Kades) se-Jabar.

Dedi mengungkapkan, selama menjalankan kebijakan, ia tidak pernah memikirkan soal anggaran.

Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Utamakan Investasi Industri di Jabar, Tak Ada Lagi Perpanjangan Izin Tambang

Yang paling penting menurutnya adalah program itu bisa berjalan dan terlaksana.

"Duit mah nuturkeun (mengikuti). Rezeki mah mengikuti karena saya punya keyakinan memimpin tidak harus selalu ada duit," ujar Dedi.

Ia kemudian menyinggung pembangunan di masa lalu yang tak membutuhkan persetujuan DPR.

"Para raja dulu tidak menyusun APBD. VOC membangun negara di Cirebon ini, tidak ada persetujuan DPR," tutur Dedi.

Lebih lanjut, Dedi mengatakan kolaborasi dalam memimpin jangan hanya dimaknai berkumpul untuk rapat membahas pleno satu, dua, maupun tiga.

Menurut pendapatnya, kolaborasi adalah semua pihak bekerja sama saat ada tindakan darurat untuk kemanusiaan, keadilan, dan rakyat.

"Minimal mendoakan, atau minimal diam, atau kalau mau ngomong silakan ngomong sepuas hati," kata dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dedi Mulyadi Balas Sindiran DPRD Jabar Fraksi PDIP: Ingin Dihargai, tapi Tak Pernah Menghargai

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved