''Di Luar Godaannya Terlalu Banyak'', Dedi Akan Berlakukan Jam Malam untuk Pelajar di Jawa Barat

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akan membatasi waktu pelajar di luar rumah. Mereka hanya memiliki waktu untuk nongkrong sampai pukul 20.00 WIB. 

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
Tribun Cirebon/Eki Yulianto/arsip
DIWAWANCARAI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat diwawancarai di Kantor Gubernur Bale Jaya Dewata di Cirebon, Rabu (7/5/2025). Dedi akan berlakukan jam malam untuk pelajar di Jawa Barat. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akan membatasi waktu pelajar di luar rumah. Mereka hanya memiliki waktu untuk nongkrong sampai pukul 20.00 WIB. 

Tak cuma itu, melalui kerja sama dengan Polri diharapkan dapat mendorong anak-anak di Jawa Barat untuk tertib dan disiplin dalam berlalu lintas. 

"Di bawah umur tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor, kecuali jaraknya yang tidak bisa ditempuh dengan berjalan kaki," kata Dedi penandatanganan memorandum of understanding (MoU) bersama Kapolda Jabar, Kapolda Metro, Wali Kota/Bupati, dan Kapolres se-Jabar di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (16/5/2025).

Dia menegaskan, pembersihan berbagai problem yang bisa merusak remaja juga akan dilakukan.

"Narkoba, obat terlarang, minuman oplosan yang tersebar dimana-mana dan pengetatan pengawasan anak sekolah," katanya. 

Baca juga: Perang Terbuka Dedi Mulyadi dengan DPRD Jawa Barat, KDM: Ngaku Berpihak kepada Rakyat

"Jam tertentu mungkin saya akan berlakukan pada hari belajar. Tidak boleh lagi nongkrong di atas jam 8, misalnya, karena kan mereka harus di rumah. Di luar godaannya terlalu banyak," ucap dia.

Dedi juga menyoroti kebijakannya yang melarang siswa membawa kendaraan ke sekolah yang sudah memberikan dampak positif.

"Hari ini saya bersyukur, di berbagai tempat mengalami penurunan. Anak bersekolah dengan baik, tawuran mulai menurun, anak sudah senang berjalan kaki. Ini sebuah sinyal, semua kebijakan akan berjalan manakala dilakukan secara sinergi," ucapnya.

Di luar itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menggandeng Polda Jabar dan Polda Metro untuk memberantas preman yang meresahkan warga dan mengganggu investasi.

Dedi mengatakan, MoU atau perjanjian itu menyangkut berbagai hal. Mulai dari peningkatan keamanan di seluruh Jawa Barat hingga mendorong pertumbuhan iklim investasi yang kondusif.

"Kemudian melahirkan banyak tenaga kerja dan didalamnya ada upaya yang dilakukan, memperkuat basic keamanan tiap kawasan dan zona industri dan menumbuhkan iklim ekonomi yang kondusif, melindungi UMKM. Ada ketentraman di pasar dan berbagai tempat lainnya," ujar Dedi. 

Kapolda Jabar, Irjen Rudi Setiawan, berkomitmen untuk memberantas premanisme dan menjamin investasi di Jabar. 

Baca juga: Reaksi Dedi Mulyadi saat Tahu Videonya Dipakai Orang Tua untuk Menakuti Anak Agar Tidak Nakal

"Berkaitan dengan keamanan, kami minta sama Pak Gubernur, itu bagian kami. Kami akan segera selesaikan, tadi sudah arahannya, kita akan melakukan patroli bersama-sama TNI, Satpol PP, membangun pos-pos di tempat perindustrian," ujar Rudi. 
  
Nantinya, kata dia, anggota polisi akan melakukan patroli tidak hanya dikawasan industri besar saja, tapi sampai ke pasar-pasar dan permukiman warga.

"Tidak, di perumahan juga, di pasar-pasar itu rakyat-rakyat kecil, yang pedagang-pedagang kecil diambil-ambilin duitnya Rp 5 ribu segala rupa, parkir liar segala rupa," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved