Sempat Ramai Istilah FOMO, Kini Ada Fenomena FOPO yang Bisa Berdampak Pada Kesehatan Mental

Ketakutan terhadap pendapat orang lain ini tentunya bisa sangat mengganggu kehidupan jika muncul secara terus menerus.

Editor: Siti Fatimah
SHUTTERSTOCK / Africa studio
ILUSTRASI CEMAS - Apakah kamu sering merasa cemas akan pendapat orang lain? Bisa jadi kamu Fear of Other People’s Opinions atau FOPO. 

Anak muda dianggap sukses jika di usia 20-an tahun sudah memiliki penghasilan atau usaha sendiri. Karena wacana di media sosial tersebut orang mulai membandingkan dirinya.

“Akhirnya membandingkan dirinya, sudah usia 30 tahun tetapi belum ada bisnis sendiri dan akhirnya mulai insecure karena hidup tidak sesuai harapan kebanyakan orang,” ucapnya.

Kondisi ini, lanjutnya, terjadi karena seseorang belum memiliki kesadaran akan identitas diri sendiri.

i usia remaja seseorang harus mengenal dirinya, jika diberikan ruang untuk  mengenal dirinya maka akan memiliki kesadaran diri terhadap dirinya.

Apabila kesadaran diri ini sudah dimiliki maka identitas diri bisa terbentuk baik sehingga tidak akan cemas pendapat orang lain dan tidak takut berbeda.

Baca juga: Dokter Rayendra : Tak Dapat Tiket Coldplay Tak Masalah, Waspadai FOMO Anak Muda

“Rata-rata orang Indonesa sekarang mengalami FOPO, takut dinilai jelek, salah, dan gagal,” katanya.

Novi menyampaikan jika ketakutan akan pendapat orang lain ini terus berlanjut bisa mengakibatkan gangguan kecemasan sosial.

Kondisi tersebut bisa memunculkan dampak negatif bagi kesehatan mental seperti mudah stres apabila mengalami kegagalan.

Selain itu juga menjadikan seseorang tidak mengetahui apa yang menjadi keinginan diri karena semua yang dilakukan untuk memenuhi harapan publik.

Lalu, bagaimana mencegah agar seseorang tidak menjadi FOPO? Novi menjelaskan upaya yang bisa dilakukan adalah dimulai dari pendidikan di rumah dan sekolah.

Ekosistem pendidikan dibuat agar anak-anak bisa tumbuh dengan percaya diri.

Apabila anak-anak memiliki rasa percaya diri yang baik maka akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. 

Sebaliknya, jika anak tidak memiliki rasa percaya diri yang baik maka sebagian hidupnya dipenuhi emosi negatif seperti malu, cemas, khawatir, tidak ada harapan, dan lainnya.

“Kalau punya energi percaya diri yang bagus tidak akan mudah cemas/FOMO. Karenanya harus dibentuk ekosistem yang menumbuhkan kepercayaan diri dengan memberikan ruang-ruang bagi keunikan setiap manusia,”urainya.

Lantas bagaimana jika sudah terlanjur FOPO? Apabila kecemasan yang dirasakan belum terlalu berat, Novi menyarankan untuk mengatasinya melalui pendekatan kognitif yakni dengan diajak berdialog.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved