Ekspor Jawa Barat Sedang Tertekan, BI Sarankan Cari Pasar Baru dan Inovasi Produk

Pangsa ekspor Jawa Barat ke Amerika Serikat saat ini mengalami tekanan, khususnya pada komoditas seperti Tekstil dan Produk Tekstil dan elektronik

tribunjabar.id / Deanza Falevi
Eman Sulaeman, pengrajin keramik asal Plered, di toko keramiknya. Ekspornya mandek, produksi lesu akibat bayang-bayang tarif impor Amerika, Jumat (25/4/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tekanan terhadap kinerja ekspor Jawa Barat akibat perubahan pasar global, terutama dari Amerika Serikat, mendorong Bank Indonesia untuk terus mendorong strategi penguatan ekspor melalui diversifikasi negara tujuan dan inovasi produk.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muslimin Anwar, mengungkapkan bahwa pangsa ekspor Jawa Barat ke Amerika Serikat saat ini mengalami tekanan, khususnya pada komoditas seperti Tekstil dan Produk Tekstil (TPP) sebesar 5 persen, elektronik sebesar 3 persen, serta alas kaki sebesar 3 persen.

“Ekspor itu hasil analisis kami terhadap Amerika, bahwa pangsa US terhadap total ekspor Jawa Barat itu TPP salah satu yang terkena dampak itu 5 persen, kemudian elektronik 3 persen dan alas kaki itu 3 persen,” ujar Muslimin, Kamis (8/5/2025).

Baca juga: Dorong UMKM Go International, Bank Mandiri Kenalkan Rumah Ekspor Garut

Meski demikian, ia menegaskan bahwa masih banyak negara tujuan ekspor lainnya yang dapat memperkuat posisi ekspor Jawa Barat secara keseluruhan. 

Untuk itu, BI terus mendorong upaya diversifikasi pasar dan produk bersama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait.

“Terhadap tekanan tersebut tentunya harus dicarikan solusinya dan kami terus berkoordinasi dengan Pemprov, Pemda dan juga kantor pusat bagaimana strategi untuk tetap bisa memperkuat ekspor Jawa Barat, baik melakukan peningkatan jumlah negara-negara diversifikasi tadi maupun inovasi-inovasi dari barang yang akan diekspor,” lanjutnya.

Muslimin juga menyebutkan pentingnya menyiapkan Jawa Barat sebagai lokasi relokasi industri yang memproduksi barang ekspor, termasuk dalam mengatasi hambatan ekspor ke kawasan Eropa serta negara-negara ASEAN yang selama ini menjadi pasar tradisional.

“Ekspor ke Eropa menghadapi berbagai hambatan, dan juga negara-negara yang selama ini menjadi tradisional ke ASEAN, karena ASEAN juga tinggi untuk ekspor kita. Itu terus kita perbaiki dan juga mendorong apa kebutuhan pada saat ini yang dibutuhkan oleh negara-negara tujuan ekspor kita,” ujarnya.

Baca juga: Ekspor Jawa Barat Turun 3,51 Persen pada Maret 2025, Sinyal Awal Dampak Tarif AS?

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved